: Bellatrix
Diam-diam engkau ke studio foto kecil di kotamu,
ingin menggandakan diri ke dalam bentuk lain:
dua dimensi, datar, tapi tetap penuh denyut.
agar bapa bisa menatapmu dengan perasaan rindu,
di sela-sela kerja, di tengah malam yang sepi lampu.
Gadis tiga tahunku memoles bibirnya dengan gincu,
tanpa cermin, hanya naluri ingin menjadi lebih lucu.
kau usap pipimu dengan bedak mawar ibu,
lalu menatap kamera seolah-olah
bapa sedang berdiri di hadapanmu
malu-malu ke kamera namun berusaha
mengangkat dua jari seperti gayamu selalu.
Klik. Klik. Klik.
dan dunia mendadak jadi lebih lembut.
Adakah kau tahu, Nak,
betapa foto itu menari dalam ponselku?
Ia bicara, ia tertawa, kadang bersedih sendiri,
menyanyikan lagu yang dulu kau nyanyikan
sebelum tertidur di dada ibu.
Bapa simpan potretmu seperti matahari
menyimpan cahaya pagi dalam dada langit,
agar langkah-langkah bapa tak mudah letih
di jalan-jalan Solo yang jauh dari senyummu.
Di sini, rindu tak bisa pulang,
ia hanya menumpang pada gambar
dan wangi yang tertinggal di baju.
Pucang Sawit, Mei 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI