Mohon tunggu...
Irwan Winardi
Irwan Winardi Mohon Tunggu... Pengangguran Terang-terangan -

nothing to report

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Nikmati Seks Mumpung Masih Muda

7 Agustus 2015   10:16 Diperbarui: 7 Agustus 2015   10:21 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Nikah muda selalu menjadi tertuduh utama perceraian. Dan orang yang merasa bijak, motivator MT ramai ramai mengamininya tanpa data dan fakta. 

Apa benar begitu? Coba periksa statistik Amerika yang katanya mereka menikah setelah dewasa dan atas dasar cinta, kenapa bercerai juga? Lihat pula sejarah kakek nenek moyang, umur berapa rata2 mereka menikah? 

Tahukah jika pelaku Sumpah Pemuda pada tahun 1928 adalah seusia siswa SMA jaman sekarang? Sementara yang berantem jotos2an dam naik ke atas meja seperti anak TK adalah manusia yang usianya di atas 40 tahun? .... Bersambung..

Ini sambungannya. 

Propaganda anti nikah muda memang dimaksudkan untuk mencegah pendewasaan suatu bangsa. Bangsa yang dewasa adalah bangsa yang produktif. Bangsa anak-anak hanya akan jadi pasar dan exploitasi bangsa yg telah dewasa.

Seseorang dikatakan matang dan dewasa dinilai dari sikap hidup dan cara berpikirnya, dimana rasa tanggung jawab merupakan ciri utamanya. Seseorang yg telah menikah mau tak mau harus menerima tanggung jawab besar dan harus segera meninggalkan pola pikir kekanak-kanakannya. Dulu siapapun yg telah aqil baligh sudah dianggap dewasa yang sudah siap menerima tanggung jawab, sekarang lihatlah betapa banyak anak TK yang terkungkung di tubuh orang dewasa.

Usia produktif berdasar standar PBB adalah 15 s/d 60 tahun. Bayangkan jika fisiknya 25 tahun tapi kedewasaanya baru seusia 12 tahun? Yang mana mereka masih menyusu pada kedua orang tuanya.

Sementara itu usia pubertas justru makin menurun, banyak anak usia 8 tahun sudah menstruasi, secara seksual mereka sudah siap tapi tetap dianggap anak2. Dengan gempuran media yg menggoda, pornografi mudah didapat. Mereka didorong untuk memiliki hasrat seksual yg besar, tetapi disisi lain dilarang menyalurkannya secara benar. Akibatnya jangan salahkan jika banyak cabe-cabean di semua bidang, stock fustun bertambah hingga terjadi inflasi jablay yang membuat masyarakat Pemilik Kapling Surga senang bukan kepalang bisa mengkoleksi banyak fustun dg ghanimah nya.

Lihatlah sejarah seluruh dunia, nenek moyang manusia sekarang rata2 menikah di usia remaja. Pernah baca Romeo and Juliet? Berapa usia Juliet? 14 tahun. Romeo? 16 tahun. Pemuda sekarang dituntut menunda menikah hingga usia 25 tahun, jika begitu produktifitas dan kedewasaan bangsa pun menjadi lambat, jadi tak perlu heran jika pejabat negara sekarang ini, karena sexara mental masih setara SD, banyak yang gak bisa baca misalnya tulisan latin korupsi dibaca hadiah, tulisan arab korupsi dibaca ghanimah. Selama penundaan nikah adakah pengurangan hasrat seksual? Nggak ada justru hasrat makin bertambah, lalu bagaimana cara menyalurkannya? 

Pesan nabi, segerakan nikah, permudah nikah, persulit cerai. 

Lalu dg adanya kampanye menunda nikah sekarang ini bagaimanakah kalian mengatasi hasrat enak tersebut? Harap jawab dg jujur di komentar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun