Sebagian besar dari kita mungkin sudah pernah mendengar cerita tentang legenda atau asal muasal Subali dan Sugriwa menjadi manusia setengah kera. Gegara berebut suatu pusaka yang maha sakti bernama Cupumanik Astagina,kedua insan manusia ini pun menjadi manusia kera.Â
Disini saya tidak ingin menceritakan kronologi,runtutan bahkan latar cerita tersebut. Saya juga tak ingin bercerita tentang siapa Bathara Surya, Jembawan. Namun, saya hanya ingin mencoba mengkorelasikan dengan bangsa kita dewasa ini.Â
Pertama, Subali dan Sugriwa saya perumpamakan dengan manusia penghuni bangsa ini saya sebangsa,sesaudara,setanah air dan se apalah itu. Yang kini bisa saya katakan lagi berebut kekuasaan utk menguasai bangsa kita indah nan elok ini. Indonesia bagai pusaka Cupumanik yang sangat mempesona bagi tiap orang yang melihatnya;kekayaan alam yang sangat kaya. Bagaikan " Labirin Durjana " yang ada di alengka, keindahan Indonesia pun takkan luput dari perebutan dan pertikaian.
Nah, sekarang ini sudah terlihat bukan? Perebutan kekuasaan ada dimana-mana. Muda,tua,remaja ikut berbicara tentang lomba agustusan ini. Ada dua kubu yang sekarang ini lg berlomba. Antara kubu agama dan kubu NKRI harga mati. Kubu agama memulai lomba dengan aksi damai pada tanggal tanggal cantik sedangkan kubu NKRI harga mati memilih aksi damai dengan menggelar acara seribu lilin atau berapa itu saya tak tahu jumlah pastinya.Â
Silahkan dan selamat berlomba, tapi saya hanya tidak ingin kalian para sodara sodara ku berubah menjadi Subali dan Sugriwa masa kini.
Benar! Meskipun lirik terakhir dari lagu Indonesia Pusaka berbunyi " tenaga bahkan jiwaku rela kuberi " tapi ya jangan sampailah kauberikan tenaga apalagi jiwa mu utk perlombaan ini, apalagi sampai perang seduluran. Ingat, awas jadi subali dan sugriwa loh ya...Â