Masyarakat Indonesia terbilang sangatlah teguh dan mempunyai prinsip dalam beragama. Ini mungkin dikarenakan Indonesia memiliki sejarah panjang nan luas tentang teologi-nya. Mulai dari digdayanya Hindu-Buddha sampai sulitnya Islam masuk ke Nusantara.Â
Oleh karena itu suplai teologi ke dalam lubuk masyarakat sangatlah kuat sampai bisa dikatakan,kini agama adalah candu bagi kita. Meskipun memang benar adanya jikalau agama memang harus dipegang teguh nan fanatik.Â
Akan tetapi, ada hal yang sedikit bergeser dalam pemahaman kita tentang Metodologi ber-agama. Agama adalah sebuah ruang luas yang menyimpan banyak sekali dialektika. Agama harus berkembang sesuai dengan berkembangnya teknologi dan perdaban manusia. Hal inilah yang sering salah dipahami oleh kebanyakan manusia.Â
Teologi atau agama adalah tempat privat bertemunya hamba dengan Yang Maha Agung,bukan sebagai tolak ukur menilai identitas dan personalitas seseorang. Ketika ibadah menjadi tolak ukur maka seketika itulah agama menjadi bukan agama. Karena semua kebenaran itu relatif adanya. Bahkan Nabi pun dalam hal ini di-posisikan sebagai Manusia Masterpirce yang (masih) tersesat. Ini bukti bahwa sesungguhnya semua makhluk akan mencari kebenaran sampai akhir hayatnya.
ihdinash shirathal mustaqim.