Mohon tunggu...
Pandu Kurniawan
Pandu Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Ruang yang tepat untuk menuangkan gagasan dalam tulisan. Scribo, ergo sum...!

Selanjutnya

Tutup

Worklife

"Execution Matters! Rencana Tidak Mengubah Apa-apa", Membumikan Konsep Kepemimpinan Lewat Pemikiran Zulkifli Zaini

11 November 2021   13:33 Diperbarui: 11 November 2021   14:34 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku yang berjudul "Execution Matters! Rencana Tidak Mengubah Apa-apa (Dokpri)

Buku ini ditulis oleh Zulkifli Zaini, seorang  mantan CEO Bank Mandiri Periode 2010-2013. Namanya bersinar kala berhasil mengukir prestasi ketika membawa Bank Mandiri meningkatkan laba bersihnya hingga dua kali lipat. Pengalamannya dalam memimpin sebuah perusahaan, ia tuangkan dalam tulisan di dalam buku yang berjudul : Execution Matters! Rencana tidak mengubah Apa-apa.  Zulkifli Zaini ingin membagikan kiat-kiat praktis (insightful) menjadi seorang pemimpin. Setidaknya ada enam hal penting yang perlu diperhatikan jika ingin menjadi pemimpin yang berhasil, antara lain :

  1. Praktik Kepemimpinan yang berorientasi pada hasil (baca:Angka). Leadership is about performance, and performance is about result. Pemimpin yang kredibel dapat dilihat dari hasil kinerjanya dalam meningkatkan angka. Angka bisa berupa omset, profit, dan saham. Kinerja seorang pemimpin itu berhasil atau tidaknya ditentukan di dalam Sembilan puluh hari pertamanya ia mulai bekerja. Dan, kuncinya terletak pada disiplin mengeksekusi  visi, strategi, dan kebijakan. Yang namanya eksekusi berarti bergerak melakukan sesuatu, tidak diam di kantor melainkan keluar untuk berkomunikasi dengan seluruh stakeholder. Pemimpin yang berhasil biasanya memiliki kemampuan komunikasi yang down to earth (baca:sederhana) agar anak buah dapat memahami maksud dan tujuannya. Dengan demikian, visi, strategi, dan kebijakan akan cepat diimplementasikan dan tepat sasaran. Seorang pemimpin harus menciptakan remote influence yaitu kemampuan memengaruhi dan memotivasi bawahannya agar mereka selalu bekerja sungguh-sungguh, meskipun kita tidak ada di situ.  Dengan demikian, kerja kita menjadi lebih efektif dan efisien. Akhirnya, seorang pemimpin perlu untuk melakukan transformasi. Perusahaan sebaik apapun, selalu ada hal yang perlu diperbaiki, dikembangkan, dan ditingkatkan. Harus terbuka dengan cara-cara baru, dan meninggalkan kebiasaan yang lama. Banyak perusahaan besar yang jatuh hanya karena tidak dapat mengikuti perkembangan zaman. Transformasi dibutuhkan karena diperlukan cara berbeda untuk hasil yang berbeda.
  2. Mengelola Sumber Daya Manusia (Human Capital) sebagai aset perusahaan yang harus dikembangkan dan tingkatkan kemampuannya sehingga dapat menjadi modal yang menguntungkan bagi perusahaan. Kuncinya ada pada rekrutmen. Mencari manusia yang unggul harus didasarkan pada tiga aspek penting yaitu Integritas (bisa dipercaya), Intelegensia (cerdas), dan Energi (semangat kerja). Jangan sampai kita salah pilih orang sehingga kita terjebak dengan etos kerja yang tidak produktif dengan orang tersebut sehingga kita sengsara 30 Tahun (paling tidak, lama seseorang bekerja dari awal hingga pensiun). Membangun budaya Learning is never ending story. Ciptakan hal ini kepada para pegawai, jangan pernah berhenti belajar. Karena belajar mengandung dua dimensi yaitu berguna bagi diri sendiri dan sekaligus untuk perusahaan. Zulkifli Zaini melakukannya ketika ia bekerja di pulau terpencil di Kalimantan Timur, namanya pulau Bunyu. Dengan segala keterbatasannya, ia mencoba untuk meningkatkan kualitas diri dengan bekerja sambil kuliah demi mendapatkan pengetahuan mengenai laporan keuangan yang kala itu belum ia kuasai. Baik juga jika perusahaan mau mensponsori dengan memberikan scholarship kepada pegawainya untuk kuliah atau menyiapkan budget untuk memberikan beberapa kali sesi Training. Ada sebuah prinsip penting yang selalu dipegang oleh Zulkifli Zaini dalam bekerja yaitu working beyond expectation. Bekerja keras untuk melampaui harapan. Kemudian, ciptakan sistem performance review. Dalam bahasa lainnya Reward and Punishment. Berikan kartu merah, kuning, dan hijau pada setiap kinerja pegawai. Bagi karyawan yang kinerjanya baik berikan bonus 4 kali gaji, sedangkan yang kinerjanya buruk cukup berikan 1 kali gaji. Sesekali kemenangan (baca:pencapaian target perusahaan) harus dirayakan. Salah satunya dengan mengadakan Gathering. Filosofinya adalah ada saatnya pegawai fokus bekerja, dan ada waktunya untuk merayakan kemenangan tim. Keseimbangan hidup. Selain itu, penghargaan dengan merayakan kemenangan bertujuan untuk menjaga semangat dan motivasi karyawan.
  3. Membangun Budaya kerja yang berorientasi pada kebaikan bagi diri sendiri, keluarga (termasuk rekan kerja), dan juga perusahaan. Pemimpin harus menjadi motivator bagi bawahannya, Leader as Motivator. Ia harus dapat mendorong pegawainya untuk bekerja dengan sepenuh hati. Tujuan pegawai dalam bekerja harus selaras dengan tujuan perusahaan. Sebaliknya, visi perusahaan juga harus bisa menjadi payung bagi pegawai dalam membangun karier di perusahaan. Dengan demikian, tercipta sebuah simbiosis mutualisme dalam kerja. Budaya kerja yang dibangun oleh Zulkifli Zaini termaktub di dalam sebuah akronim TIPCE yaitu Trust, Integrity, Professionalisme, Customer, Excellence. Nilai-nilai tersebut wajib diimplementasikan dalam aktivitas keseharian pegawai. Prinsip utama kerja tim (Teamwork) ialah sinergi. Apa itu sinergi? analoginya dalam angka yaitu 1+1 bukan 2, melainkan 2+ (lebih dari 2). Kerja tim butuh seorang komando. Seperti dalam olah raga mendayung harus ada Cox, yang mengarahkan tim agar bergerak ke arah yang sama. 
  4. Membuat Strategi Kemenangan dengan prinsip Pareto 80/20. Fokus terhadap pelanggan 20% saja, namun dari mereka kita menghasilkan omzet sebesar 80%. Prinsip pareto merupakan cara yang paling efektif dan optimal untuk mencapai target. Jangan sampai kita terjebak dengan mengerjakan hal-hal yang kecil, yang malahan menyita banyak waktu dan terbuang sia-sia. Bergerak agresif dan selalu berinovasi juga menjadi kunci penting agar perusahaan dapat terus bertumbuh (Growth). Tidak hanya growth, perusahaan juga perlu memperhatikan Cash Flow yang baik. Percuma laba di atas kertas, tapi uang tidak ada di tangan. Perusahaan harus juga fokus pada pertumbuhan Revenue, bukan Cost Cutting. Tidak menjadi masalah jika Cost Cutting naik 10%, asalkan membawa pertumbuhan Revenue 40%.
  5. Disiplin Eksekusi. Kuncinya adalah konsistensi. Rencana itu penting, tapi jika tidak dieksekusi maka tidak akan mengubah sesuatu. Planning itu hanya 10% dari keberhasilan, sisanya 90% adalah eksekusi. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mengeksekusi sesuatu yaitu Harga, Waktu, dan Kualitas. Zulkifli Zaini memberikan 4 Disciplines of Excecution (4DX), antara lain : Menetapkan goal. Meramal keberhasilan (Lead Measure) dalam mencapai goal, Mencatat pencapaian target (scoreboard), dan Akuntabilitas. Lakukan keempatnya inin terus menerus dan berulang-ulang. Jangan pernah menyerah terhadap situasi. Tiap orang harus berpikir untuk menang dan menang. Business is about winning. Tanamkan sikap tidak gampang puas terhadap sesuatu. Karena dengannya, kita tidak akan terjebak ke dalam zona nyaman (Comfort Zone). 
  6. Sukses yang Berkesinambungan ditentukan oleh kemampuan kita merencanakan sesuatu dan melakukan eksekusi sampai ke detail-detailnya. Seorang pemimpin harus menjadi detail person. Kunci kesuksesan ada di detail. Alasan tidak ada gunanya. Reason doesn't matter. Yang terpenting Target dan realisasi tercapai. Jangan menjadi Reasonable Man. Jadilah a Climber yang dengan sekuat tenaga mencari cara agar dapat mencapai puncak. Sukses itu ada di tangan kita sendiri. Setiap usaha dan keringat akan menghasilkan nasib yang baik di kemudian hari. Tuhan tidak akan memperbaiki nasib sebuah perusahaan, jika orang-orang di dalam perusahaan itu tidak memperbaiki nasibnya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun