Mohon tunggu...
Pandu Wibowo
Pandu Wibowo Mohon Tunggu... -

Peneliti Center for Information and Develpoment Studies Indonesia | Tenaga Ahli Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Bappenas | Candidate Magister of Planing and Public Policy in University of Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Dakwah Kampus Membangun Negeri Madani

27 Februari 2014   19:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13934786631681894818


Pandu Wibowo
Mahasiswa Ilmu Politik UIN Jakarta
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid
.

Kampus merupakan sebuah wadah untuk melahirkan anak anak bangsa yang siap berkontribusi serta membangun bangsa Indonesia dimasa yang akan datang. Kita tahu dikampus terdapat mahasiswa yang menjadi agen perubahan. Harapan demi harapan ditujukan kepada mereka mahasiswa dalam membangun negerinya. Begitupun dengan dakwah Islam. Melakukan dakwah diranah negara bukan sesuatu yang mudah, ini sebuah tugas yang tidak main main. Dibutuhkan SDM yang mumpuni untuk melakukannya. Maka dari itu dibutuhkanlah kader kader dakwah yang terlatih dan berintelektualitas dalam mengemban misi peradaban ini. Dan kader kader dakwah itu sebagian besar berasal dari dakwah kampus.

Berbicara dakwah kampus merupakan sebuah harapan bagi berlangsungnya dakwah dinegara kelak. Para aktivis dakwah kampus seyogianya adalah wajah dan potret bangsa Indonesia dimasa depan. Mereka adalah calon calon pemimpin bangsa yang akan membangun Indonesia bukan hanya dengan semangat nasionalisme tapi juga dengan cara cara yang Islami. Kita rakyat Indonesia merindukan pemimpin seperti Rasulullah, yang adil, bijak, dan cerdas ketika memimpin umatnya. Jadi tidak heran negara madinah kala itu sejahtera. Rasulullah telah mencontohkan bagaimana Islam mengelola negara. Rakyat merasakan keadilan dan kesejahteraan serta hidup rukun walau mereka berbeda ras, suku, dan kepercayaan. Dan seharusnya para calon pemimpin bangsa ini harus mewarisi semangat itu. Para aktivis dakwah kampus harus menjadi contoh ketika mereka mengurus kebijkan kebijkan negara nanti, harus menjadi contoh ketika mereka menjadi pemimpin Indonesia nanti. Contoh bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia bahwa inilah cara kami mengelola negara dengan Islam. Sehingga seluruh elemen masyarakat sadar bahwa Islam merupakan solusi bagi permasalahan yang ada dinegara ini. Sehingga juga mereka yang berprespektif liberal dan sekuler sadar bahwa agama ini tidak hanya mengatur hubungan antara individu dan Tuhannya, tapi juga mengajarkan bagaimana mengelola negara dengan baik.

Kemenangan kemenagan besar Islam terdahulu sebagaian besar adalah kontribusi anak anak mudah yang berani syahid di medan perang dan juga siap menang di medan perang. Usia mereka memang muda tapi semangat memperjuangkan Islam sangat tinggi. Sejarah ini membuktikan bahwa Islam pernah berjaya ditangan anak anak muda. Para aktifis dakwah kampus yang usianya relatif muda harus melakukan tujuan yang sama tapi dengan cara yang berbeda dalam konteks Indonesia. Kalau dulu para pemuda harus mengangkat pedang demi terciptanya Islam nan jaya, maka sekarang para aktifis dakwah kampus tidak perlu mengangkat pedang dalam melakukan dakwah ini. Cukup belajar dengan baik, perkuat ruhiyah, tingkatkan amalan amalan yaumiyahnya dan junjung tinggi persatuan dengan sesama kader dakwah. Itu sudah menjadi modal yang cukup untuk mengisi SDM dakwah di negara.

Kita bisa melihat bagaimana kualitas para aktifis dakwah kampus. Banyak aktifis dakwah yang mendapat prestasi yang membanggakan. Ada yang mendapat IPK 4,00, juara olimpiyade, menjadi delegasi kampus, dan lain lain. Selain itu banyak juga aktifis dakwah kampus yang menjadi Presiden Mahasiswa diberbagai universitas ditanah air. Dan ketika menjadi pemimpin badan mahasiswa, merekapun melakukan kebijkan kebijkan Islami, seperti sebelum rapat harus dibuka dengan tilawah Qur’an, membentuk kelompok mentoring Islami bagi para mahasiswa, dan lain lain. Ini semua membuktikan bahwa mereka layak dan siap mengurus negara kelak. Inilah yang saya sebut sebagai Ruh Pembaharu di tanah air Indonesia. Para aktifis dakwah kampus itu pun tidak takut turun kejalan untuk mengeritik kebijkan kebijkan pemerintah yang tidak pro dengan rakyat dan agama. Mereka berani berdemo dan berpanas panasan demi terwujudnya keadilan dinegeri indah ini. Begitu pentingnya peran dakwah kampus dalam menopang dakwah negara. Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini, bukan seorang tokoh yang tampan dan memiliki prestasi akademis atau non akademis yang banyak, tapi juga sosok pemimpin yang relijius dan cerdas. Sosok pemimpin yang sadar bahwa jabatan bukan sebuah kebanggaan, melainkan amanah yang harus dipertanggung jawabkan didunia dan akhirat. Sehingga kelak insyaAllah tidak ada lagi rakyat yang mati kelaparan, perselisihan antar agama, dan korupsi ditingkat pejabat. Karena mereka tahu bahwa cara membangun Indonesia yang luas ini dengan cara Islam yang tertera di Al Qur’an dan As Sunnah.

Dari dakwah kampus membangun negeri madani adalah cita cita para aktifis dakwah kampus sekarang ini. Mereka sadar betul Indonesia akan segera memanggil mereka untuk menyelematkan firdaus dunia ini. Indonesia adalah firdaus yang hilang diplanet bumi, Indonesia adalah tanah subur tapi tandus sejenak karena ulah para perusak negeri. Maka dari itu semangat dan ide besar mereka para aktifis dakwah sangat dibutuhkan Indonesia. Kita harus yakin manis getir perjuangan dakwah ini merupakan isyarat besar dari Allah untuk memenangkan dakwah di negeri ini. Kemenangan yang tidak hanya dirasakan oleh para aktifis dakwah, tapi dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia. Karena dakwah dan agama ini mengajarkan kita betul bagaimana menciptakan sebuah cinta dan kesejahteraan disebuah negara. Cinta yang dirasakan antar individu, sehingga tidak ada lagi perpecahan. Kesejahteraan yang dirasakan seluruh rakyat sehingga negara ini mampu menjadi negara madinah ke dua di dunia.

@pandu_wibowo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun