Mohon tunggu...
Yohanes Pancaran
Yohanes Pancaran Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah Dasar sejak tahun 1986

Lahir, 24 Maret 1965, dan mulai menjadi guru sejak tahun 1986 sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sudah Cerdaskah Bangsaku?

13 Januari 2010   03:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:29 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tahun ini adalah tahun 2010, kalau kita coba menghitung rentang waktu semenjak kita merdeka hinnga saat ini, akan muncul dengan sendirinya sebuah pertanyaan yang menggeletik hati anak bangsa yakni, "Sudah semakin cardaskah Bangsa Kita?" untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita coba membuka lembaran sejarah.
1. Pada halaman awal abad 20 tiga orang guru sekolah rakyat mempu meletakan dasar bagi sebuah perusahan besar 'Bumi Putera" Perusahan ini berkembang pesat dan sekarang menjadi salah satu perusahaan yang membanggakan bangsa, walaupu dalam tanda kutip tidak berdampak pada kesejahteraan guru.
2. Kita juga akan dihantar kehalaman berikutnya yakni beberapa tahun kemudian setelah Budi Utomo meletakan dasar bagi kebangkitan nasional, adalah para guru juga yang menjadi pelopor, mereka berusaha meyakinkan bangsa ini bahwa sesungguhnya penjajahan sangat amat menyakitkan. Karya mereka tidak lekang dimakan jaman (sebagai contoh kami mengangkat kisah Gadis Siti Nurbaya yang ketika disineteronkan mampu merapu ranking penontong yang mengagumkan.
3. Lalu pada lembaran-lembaran sejarah berikutnya kita akan menemukan nama-nama besar para guru. Mereka meninggalkan bagi kita ceritera-cerita indah tentang mimpi mereka bahwa kelak bangsa yang mereka bentuk akan menjadi bangsa besar.
Namun sayang seribu kali sayang harapan indah mereka konon tinggal harapan. Bangsa ini bukannya menjadi bangsa besar akan tetapi malah menjadi semakin kerdil.
Ada begitu banyak hal yang menyebabkan kekerdilan cara berpikir bangsa kita yakni:
Pertama : Kita lupa atau sengaja dibuat lupa bahwa salah satu alasan mengapa para pendiri bangsa berjuang memerdekaan bangsa ini adalah "untuk mencerdaskan kehidupan bangsa" Kemudian tujuan luhur ini dibubuhi lagi dengan kata-kata dan alinia-alinia sehingga menjadi untuian kata-kata hampa makna (atau barangkali lebih tepat jika dikatakan kita telah dibelit oleh kata-kata).
Kedua : Saat ini segala sesuatu adalah proyek, anak bangsa bukannya berlomba-lomba berbuat sesuatu untuk bangsanya akan tetapi berlomba-lomba mendapatkan sesuatu dari negara. Kemerdekaan tidak lagi diterjemahkan sebagai kebebasan mengurus rumah tangga akan tetapi mencari tambahan utang untuh melayani kelaparan rakyat.
Akhirnya semoga dengan tulisan kecil ini kita tersontak dari tidur lama.
Salam guru

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun