Mohon tunggu...
Panca Nur Ilahi
Panca Nur Ilahi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Rebahan

Limpahkan pemikiran dengan sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Fresh Graduate Gigit Jari Menjadi Pengangguran

6 Oktober 2020   11:00 Diperbarui: 6 Oktober 2020   11:20 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pandemi yang melanda seluruh dunia membuat semua orang menjadi lebih berhati-hati untuk beraktivitas di luar rumah. Setiap kegiatan dibatasi dan wajib mengikuti protokol kesehatan yang sudah di atur oleh pemerintah, sekolah dan kuliah harus dilakukan dari rumah secara daring. Hal ini membuat mahasiswa semester akhir sulit dalam menyelesaikan tugas akhir atau skripsi mereka. 

Dengan sulitnya lulus di tengah pandemi, membuat harapan mahasiswa untuk dapat melihat wajah bahagia orang tua ketika anaknya diwisuda dan menaiki podium sebagai seorang sarjana rasanya pupus karena mengumpulkan banyak orang di satu ruangan sangat beresiko. Dengan pencapaian yang tidak mungkin dicapai membuat mahasiswa yang lulus di tengah pandemi mendapat predikat lulus jalur corona. 

Lulus jalur corona memang tidak terlalu enak didengar, namun setiap mahasiswa yang lulus pada tahun ini, di tengah pandemi yang membuat semua orang pusing dengan ketidakpastian dan berjuang dengan virus. Harus dapat diapresiasi, tidak mudah dapat bertahan di tengah pandemi dengan segala keterbatasan dan tekanan. Sehingga dapat lulus saja sudah sebuah pencapaian besar. 

Sebagai seorang Fresh Graduate tentunya mendapat pekerjaan menjadi mimpi setiap mahasiswa yang baru lulus dari bangku kuliah, situasi yang sulit dengan banyaknya pekerja yang di-PHK, menyadarkan kami untuk lebih keras lagi berjuang mencari peluang agar bertahan hidup di tengah pandemi. Membuka usaha online adalah salah satu langkah tepat di situasi ini. 

Tidak menjadi beban bagi orang tua dan dapat mandiri secara finansial merupakan alasan terkuat lulusan baru untuk membuka usaha. Melamar pekerjaan ke perusahaan yang sesuai dengan kemampuan dan passion rasanya sangat sulit, tentu hal itu membuat kami gigit jari karena harapan agar bisa mengaplikasikan semua ilmu yang sudah dipelajari di bangku kuliah ternyata kosong belaka. 

Pasrah dan menjadi pengangguran yang berkepanjangan juga tidak baik, karena omongan tetangga yang dapat menyayat hati pasti akan terdengar. Pertanyaan 'kapan kerja?' terus datang, 'mau sampai kapan nganggur?' juga menjadi pertanyaan sehari-hari yang ditanyakan oleh orang-orang yang ada lingkungan sekitar.

Mandiri secara finansial dengan membuka usaha juga tidak mudah, ketika sedang mendaki sedikit demi sedikit usaha yang sedang dijalankan. Petir menyambar di siang hari tiba, berita mengenai Indonesia mengalami resesi pada kuartal ketiga berimbas kepada usaha kecil menengah bahkan yang baru membangun usahanya. Perekonomian menjadi lesu, pendapatan semakin menurun, kekhawatiran juga menjadi alasan munculnya pikiran yang berlebih. 

Faktanya setiap orang pada masa pandemi ini sangat banyak yang membuka usaha baru, banyaknya pengusaha-pengusaha baru ini ternyata tidak sebanding dengan permintaan atau pembeli. Hal itu juga menjadi aspek perekonomian menjadi lesu dan kurang bergairah.

Akhirnya pengusaha-pengusaha yang bergerilya ke pasarnya langsung, harus gulung tikar, pengangguran semakin meningkat, berdasarkan Badan Pusat Statistik pada bulan Februari 2020, jumlah pengangguran yang ada di Indonesia mencapai 6,88 juta orang belum termasuk jumlah lulusan baru yang lulus kuliah di tahun ini dan jumlah PHK dampak COVID-19. 

Belum lagi adanya kabar bahwa DPR baru saja mengesahkan Omnibus Law Rancangan Undang Undang (RUU) Cipta kerja menjadi Undang Undang. Berbagai protes penolakan mengenai pengesahan RUU Cipta Kerja itu disampaikan masyarakat melalui media sosial. Protes itu mencuat karena poin-poin yang ada di RUU Cipta Kerja terlalu berpihak kepada perusahaan saja sehingga hak-hak para pekerja banyak yang dihapuskan. 

Dengan mencuatnya protes itu seyogyanya pemerintah bisa mendengar setiap aspirasi masyarakat, terlebih dengan situasi pandemi seperti ini banyak orang yang hidupnya menjadi sangat susah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun