Kain batik merupakan salah satu artefak budaya yang berasal dari Indonesia. Batik tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Setiap warga Indonesia pasti memiliki kain batik di rumahnya masing-masing. Seragam sekolah, seragam kerja, dan banyak pakaian lainnya menggunakan kain batik. Tiap daerah di Indonesia memiliki motif batiknya masing-masing. Keunikan dan keberagaman ini yang membuat kain batik unik dan merepresentasikan daerah-daerah di Indonesia. Batik terus diproduksi walaupun memakan waktu 1 bulan hingga 2 tahun. Waktu pengerjaan tergantung pada tujuan pembuatan tekstil dan kompleksitas warnanya (iWareBatik).
Dalam circuit of culture ada yang dinamakan dengan consumption. Hal ini menunjukkan bahwa dalam studi budaya “consumption” atau “konsumsi” adalah bagaimana produk digunakan atau sebagai investasi budaya. Batik merupakan investasi budaya Indonesia yang terus diproduksi sampai sekarang. Sehingga, batik juga mendapatkan perlindungan hukum untuk melindungi hak cipta batik tersebut. Batik merupakan kebanggaan bangsa Indonesia. Konsumsi akan batik tidak hanya oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga bisa ditemukan di luar negeri. Walaupun seperti itu batik tetaplah merupakan budaya Indonesia yang tidak akan pernah hilang.
Konsumsi batik pada masa digital ini mulai meningkat dengan adanya tren-tren baru. Salah satu tren yang mengangkat batik ini adalah tren berkain. Salah satu yang mempopulerkan tren ini adalah Swara Gembira dan Remaja Nusantara mereka menunjukkan identitas bangsa Indonesia. Tren ini berupa challenge dengan nama “Berkain Bersama”. Kita dapat menemukan para masyarakat Indonesia yang mengikuti tren ini dengan tagar #berkainbersama atau #berkaingembira. Batik dapat digunakan secara informal dan tidak akan mengurangi ruang gerak kita. Bahkan, mungkin lebih nyaman dibandingkan dengan cara berpakaian kita selama ini.
Meningkatnya konsumsi akan batik juga membantu para perajin batik dalam memproduksi dan penjualan batik. Karena tiap daerah memiliki motif batiknya sendiri, maka dengan meningkatnya konsumsi batik ini juga dapat membantu memperkenalkan motif-motif batik yang mungkin tidak umum dilihat masyarakat. Motif-motif batik yang berasal dari seluruh Indonesia. Dengan keunikannya batik-batik ini akan menarik perhatian masyarakat Indonesia lebih banyak.
Dengan adanya tren berkain ini tentu saja membuat generasi muda Indonesia tidak kehilangan identitasnya. Konsumsi batik oleh generasi muda pun semakin meningkat pesat. Mereka berlomba-lomba untuk menunjukkan kekreatifannya dalam berkain ini. Memadukan warna dan mengikat kain agar terlihat modis dan nyaman digunakan. Bahkan, dapat digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Hal ini akan mendorong masyarakat Indonesia menjadi lebih terbiasa melihat seseorang yang berkain. Juga dapat memperlihatkan bahwa batik tidak hanya digunakan untuk acara formal atau acara adat saja, tetapi benar-benar digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berkain bersama ini salah satu cara menunjukkan identitas kita sebagai warga Indonesia. Identitas juga termasuk salah satu elemen dari circuit of culture. Ini menunjukkan bahwa circuit of culture selalu berkaitan dan berpengaruh untuk satu sama lain.
Kelima elemen circuit of culture tidak pernah jauh dari produk budaya. Termasuk salah satunya adalah batik yang merupakan produk budaya Indonesia. Tantangan-tantangan akan berkain ini mendorong konsumsi akan batik lebih besar dari sebelumnya. Mayarakat Indonesia akan lebih sadar dengan identitasnya dan bagaimana batik merepresentasikan Indonesia sendiri.
Produksi dan konsumsi batik akan jauh lebih meningkat dan juga masyarakat dapat dengan bangganya menggunakan produk budaya ini. Terutama, batik telah mendapat perlindungan sebagai budaya asli Indonesia.
Daftar Pustaka:
iWareBatik. iwarebatik.org