Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membunuh Preman Tidak Membuat Kita Lebih Baik daripada Preman

7 April 2013   06:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:36 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tindakan membunuh adalah tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Karena dengan membunuh, seseorang telah mengambil hak seseorang untuk hidup. Padahal hak untuk hidup adalah HAM paling dasar dari manusia.

Lalu mengapa ada sebagian orang yang menganggap pembunuhan keempat orang yang membunuh seorang anggota Kopassus adalah sebuah hal yang wajar dan benar?? Apakah HAM seseorang bisa dihilangkan ketika orang tersebut adalah seorang pembunuh, pelaku kriminalitas, atau seorang preman?? Apakah tindakan membunuh pembunuh atau membunuh preman (apalagi secara brutal) bukanlah tindakan pelanggaran HAM??

Bagi saya pribadi ketika melihat serangan brutal yang dilakukan oleh 11 orang kepada 4 orang pelaku pembunuhan seorang anggota Kopassus adalah sebuah tindakan yang tidak dibenarkan. Tidak ada sedikit pun pembenaran yang bisa diberikan kepada seseorang yang membunuh manusia, apalagi unsurnya karena dendam. Karena tindakan balas dendam seperti itu membuat anggota Kopassus tersebut tidak lebih baik dari preman. Balas dendam dan main hakim sendiri adalah sikap yang biasa dikembangkan dalam dunia mafia atau premanisme.

Tindakan balas dendam dan saling bunuh membunuh adalah tindakan paling keji dalam aspek kemanusiaan. Apalagi tindakan ini membuat manusia tidak lagi menghormati hukum dan juga agama. Tindakan ini membuat manusia kembali kepada zaman tanpa hukum dimana manusia menerapkan hukum rimba dan bebas saling membunuh. Padahal manusia diciptakan punya akal, hati, dan kehendak yang berbeda dari ciptaan yang lain.

Manusia tidak sama dengan binatang yang punya insting saling membunuh dan memakan untuk keberlangsungan hidupnya atau untuk menyelamatkan hidupnya. Manusia bukanlah binatang, manusia diciptakan lebih mulia dari binatang. Karena itu manusia harus punya perilaku dan tindakan yang lebih mulia dari binatang.

Saya berharap para pembunuh 4 orang di LP Cebongan dihukum dengan hukum seadil-adilnya. Tidak boleh ada kekebalan hukum dari seseorang yang main hakim sendiri. TNI juga harus menjamin kenyamanan dan stabilitas keamanan hidup bermasyarakat, supaya tidak ada orang yang takut bersosialisasi dengan TNI. Karena TNI harusnya dekat dengan rakyat dan bukan menakut-nakuti rakyatnya.

Sekali lagi saya ingin menyatakan bahwa membunuh brutal preman yang membunuh secara brutal, tidak membuat seseorang lebih baik atau lebih manusiawi dari preman tersebut. Karena jika kita mengaku berTuhan, maka kita tidak akan pernah melukai atau mengambil kemanusiaan seseorang.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun