Seperti tidak mau kalah dengan partai lain, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) langsung melakukan manuver politik di awal tahun 2013. Agus Chaerudin (35), pria asal Garut, Jawa barat, seorang office boy Bank Syariah Mandiri cabang Kalimalang, Bekasi, akan diusung menjadi calon legislatif PKS.
Agus memang menjadi sosok yang terkenal saat ini. Hal ini terjadi karena sikapnya yang jujur. Ia menemukan yang Rp 100 juta di tempat sampah kantornya, namun tidak lantas mengambilnya. Sebaliknya, dia mengembalikan uang tersebut ke manajemen bank. Berkat kejujurannya, Agus telah mendapat hadiah pergi ibadah umrah gratis dari PKS.
"Kita pertimbangkan untuk bakal calon anggota dewan, dan pengurus DPD Garut, juga di sini," ujar Presiden DPP PKS Luthfi Hasan Ishaaq di kantor DPP PKS di jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (1/1/2013) (kompas.com).
Sikap PKS ini memang bisa dinilai menjadi langkah politik PKS untuk kembali mengusung nilai kejujuran. PKS sepertinya ingin kembali dikenal sebagai partai jujur dan bersih sesuai dengan baju putih yang menjadi kebanggaannya. Hal ini penting dilakukan PKS karena beberapa kader PKS terlibat kasus korupsi.
Mengusung nama Agus sebagai daftar calon legislatif PKS murni merupakan strategi politik PKS. Agus bukanlah kader PKS yang direkrut dari awal dan mungkin tidak terlalu paham dengan perpolitikan dan juga pemerintahan. Karena Agus hanyalah tamatan SMEA dan jarang bersentuhan dengan politik.
Jika melihat apa yang dilakukan PKS kepada Agus, maka besar kemungkinan PKS akan banyak melakukan politik pragmatis dan mulai meninggalkan politik kaderisasi. Akan banyak calon legislatif dari PKS merupakan orang terkenal yang bukan kader asli PKS. Hal ini semata-mata dilakukan demi meraup suara sebanyak-banyaknya.
Hal seperti ini sepertinya tidak hanya akan dilakukan oleh PKS, tetapi juga oleh partai lain. Sistem kaderisasi semakin ditinggalkan dan memilih langkah pragmatis demi meraih kekuasaan. Hal inilah yang pada akhirnya membuat legislatif kita dipenuhi orang terkenal tapi miskin kemampuan sebagai legislator.
Oleh karena itu, saya berharap kita sebagai pemilih, mampu melihat calon legislator bukan hanya dari keterkenalannya, tetapi dari kemampuannya.
Salam.