Mohon tunggu...
pak sofin sinaga
pak sofin sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - Saya seorang yang peduli sesama

karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kita Bisa Menjadi Pemain Dunia Bapak Presiden, Seperti yang Bapak Katakan (Jilid 2)

22 Oktober 2019   08:00 Diperbarui: 22 Oktober 2019   08:04 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemarin melihat di TV pemanggilan orang per orang untuk calon Menteri  Kabinet Bapak   jilid 2, menimbulkan banyak pertanyaan di benak saya. Orang yang dipanggil adalah orang yang telah dikenal publik dan dianggap berjasa dan pantas menjadi menteri oleh sebagian orang. 

Di Kabinet jilid 1 bukankah Bapak melakukan hal yang sama? Trus apakah hasilnya? Apakah semua kementerian kinerjanya sesuai seperti yang diharapkan seluruh rakyat Indonesia ?  Apakah yang sebenarnya ingin Bapak sampaikan dengan mempublikasikan pemanggilan tadi ke rakyat Indonesia? Apakah agar terlihat transparan?? Atau agar orang yang menonton akan berkata, " Ya pantas dong dia..dia sudah banyak berjasa..sudah berkeringat...Sehingga Bapak tidak disalahkan kalaupun kelak tidak membawa negara ini lebih baik melalui kinerja menteri tersebut.. buat Bapak Presiden Jokowi...Kalau itu ukurannya.

Abang saya yang idealis (dimana selalu Garuda di Dada nya) yang saya ceritakan di tulisan saya jilid 1 akan lebih pantas Bapak Panggil. Coba simak yang dilakukannya. Dikerjaannya, karena ngototnya agar segalanya bermuara untuk kepentingan Bangsa ini, dirinya dicampakkkan dan terlempar. 

Kampanye di 5 tahun pertama bapak Jokowi agar terpilih, abang saya menjadi relawan dengan biaya dari kocek sendiri. Bagaimana habis-habisan dirinya menggalang relawan dari sabang sampai merauke. Tak perlu media baginya untuk mem'blow' up dirinya menjadi viral agar dikenal orang, tetapi dia percaya dengan kerja yang tulus, hasilnya yang akan memviralkannya. 

Kalau tidak jadi viral. Ya sudah ..legowo saja  , baginya Tuhan akan melihat ketulusan seseorang, tidak perlu didesain sana sini sehingga terlihat paling berjasa. Tak ada panggilan dari Bapak di kampanye 5 tahun pertama, abang saya tetap mendukung memenangkan Bapak presiden di pilpres  tahun 2018.

Tiada kenal menyerah abang saya demi yang namanya  negeri ini jadi lebih baik dan maju. Berharap kelak ide yang besar yang bertumpuk di benaknya untuk membangun bangsa ini dengan tulus bisa tersalurkan. 

Dan kali ini abang saya berjuang melalui jalur Bapak wakil presiden Ma'ruf  Amin, bukan jera karena Bapak Presiden tak bergeming kepada abang saya. Tapi kebetulan itu jalur yang ada dan sekali lagi tak butuh viral sana viral sini.

Kalau soal keringat, kalau dibanding dengan relawan yang sekarang, ya jelas lebih berkeringat dong abang saya di kampanye 5 tahun pertama. Yang diperjuangkan adalah bagaimana agar Bapak Jokowi untuk pertama kalinya menjadi presiden baru. Kalau  tim yang dianggap berkeringat sekarang mah, hanya perlu sentuhan sedikit. 

Wong bapak Presiden sudah sangat tinggi tingkat elektabilitasnya. Rakyat sudah menaruh percaya kepada Bapak presiden Jokowi.  Jelas beda jauh kerja relawan sekarang dibanding dengan relawan di saat kampanye 5 tahun pertama.

Menurut saran saya, di pemerintahan jilid 2 ini, disinilah pertaruhan Bapak presiden Jokowi . Diperiode inilah  "legacy" yang harusnya Bapak tinggalkan yang akan dikenang rakyat bahwa Bapak adalah seorang Presiden yang pernah dipilih langsung oleh rakyat dan melaksanakan mandat rakyat dengan sungguh-sungguh yang mengatasnamakan segalanya bagi kepentingan Bangsa dan Negara ini dan membawa bangsa ini pada level pemain kelas dunia.  

Saya bukan meniadakan  infrastruktur  luar biasa yang Bapak sudah bangun. Yang mana maksud dan tujuannya segala infrastruktur tadi agar bermuara ke peningkatan ekonomi rakyat dimana itu sudah dinikmati rakyat.  Tapi Bapak bisa berbuat lebih dari itu. Seperti Bapak katakan ingin membuat Indonesia menjadi pemain kelas Dunia. 

Ya tentunya segala potensi terbaik yang ada di Bangsa ini harus dikerahkan habis-habisan. Harus melakukan suatu tindakan yang "revolusioner" dalam hal pelaksanaan visi dan misi untuk 5 tahun ke depan agar menjadi pemain kelas Dunia itu menjadi kenyataan. Menyenangkan pihak atau golongan yang mendukung Bapak sebagai bagian "balas budi" tidaklah sesuatu yang revolusioner. 

Saya berpikir bukankah yang mendukung Bapak mulai dari rakyat kecil dan kelas menengah, juga pantas mendapat "balas budi". Kalau hanya pentolan pentolannya yang sekarang yang Bapak perhatikan sebagai bentuk "balas budi" tadi, mereka mah kebanyakan orang orang yang rata-rata dulu sudah menikmati kue pembangunan di masa pemerintahan pemerintahan sebelumnya yang dengan menggunakan kapitalnya yang ada sekarang berbuat seolah olah murni dan tulus mendukung Bapak namun sebenarnya pundi pundi uangnya yang Bapak perbesar. Kita tahulah..kapital kapital yang dimiliki mereka itu bagaimana caranya dulu mereka mendapatkannya. 

Bukankah dengan menggerogoti rakyat dan mengeksploitasi rakyat . Trus sekarang melalui  Kapital tersebut dibantu polesan  media mainstream dan non mainstream dianggap seolah olah paling berjasa dan "pantas" bagi Bapak Presiden. 

Banyak yang lebih pantas di luar sana, namun oleh karena ketiadaan Kapital tadi , mereka tidak terendus..seperti abang sayalah..apa mau dikata hanya keringat asli dan ide dan tenaga yang bisa diberikan mendukung bapak agar menang di pilpres namun tak terendus media apapun karena mereka memang tidak punya media. 

Alhasil mereka bekerja seolah di "belakang layar", yang penting Bapak menang Pilpres. Soal mereka kelak dapat bagian "balas budi" tak pernah dipikirkan karena ketulusan  tadi lebih  karena percaya bahwa Bapak adalah jalan satu-satunya membawa bangsa ini maju dan rakyatnya adil , makmur dan sejahtera.

Beranilah Bapak presiden Jokowi melakukan yang revolusioner tadi. Lakukan sesuatu yang memuaskan seluruh rakyat Indonesia bukan memuaskan orang atau pihak atau golongan tertentu. 

Jujur, Bapak dipilih rakyat koq. Bukan dipilih orang orang  yang sekarang di Parlemen. Kalau dikatakan merekalah yang mengusung Bapak, sehingga menang, itukan hitungan hitungan politik bukan hitungan yang sebenarnya di rakyat. Yang jelas Rakyat memilih Bapak bukan karena partai koq, kalau kemudian sistem pemilihan pemerintahan mengharuskan ada gerbong, bukan lantas karena gerbong tadi Bapak menang sekarang. 

Kalau dikatakan tidak akan berjalan kalau tidak ada kerjasama dan dukungan parlemen, trus takut kelak ada impeachment atau apalah itu, lha kalau bapak sebenar-benarnya menyuarakan rakyat, apa yang mau diimpeachment.

Diam diam melakukan seleksi tanpa publikasi dan sambil berkata kepada rakyat :"lihat saja hasil akhirnya" saya kira lebih tepat. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Bapak dan bukan mengajari Bapak:  Tolonglah Bapak Presiden Jokowi, bukan publikasi yang terang benderang yang diinginkan rakyat, tetapi hasil akhir yang luar biasa yang ditunggu Bangsa dan Negara ini. 

Karena apa? karena Bapak didukung oleh seluruh rakyat. Tanpa publikasi seperti itupun rakyat sudah hapal rekam jejak seseorang bukan hanya tahunan bahkan sampai sepak terjang zaman nenek moyangnya dulu dulu pun  bisa dengan cepat dan gamblang diketahui di zaman teknologi sekarang. 

Sekali lagi Bapak Presiden, kepentingan bangsa dan negaralah yang menjadi muara segalanya. Saya yakin Bapak tahu koq siapa siapa yang tulus dan mau mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara bukannya mengutamakan kepentingan pribadi untuk memperkaya diri atau golongan. Orang2 yang tulus seperti inilah  yang pantas menjadi tim Bapak membuat "kesebelasan " Indonesia menjadi pemain Kelas Dunia. "Be your self" ya Bapak Presiden Jokowi seperti kata Prof  Salim Said.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun