Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Dilarang Menghina Presiden

22 September 2019   10:43 Diperbarui: 23 September 2019   04:01 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayi yang baru terbit dari surat kabar itu tiba-tiba menjadi angin yang berputar-putar dalam kepala seorang tuan besar. Dengan ganas, angin itu melahap catatan kriminal yang disembunyikan beradab-abad lamanya.

"Tangkap angin itu. Tangkap dan tenggelamkan!" teriak beberapa pemburu angin dengan gembira.

Dengan cepat dan kuat, keduanya berpusar-pusar bergelut dengan angin. Mencengkram. Menghantam. Sampai keduanya remuk dan menjadi tontonan anak kecil yang masa depannya dihuni asapasap pembakaran lahan.

Di bawah pohon Kamboja, bayi mungil yang bernama Reformis itu terbahak-bahak menafsirkan cuaca. Menafsir kemarau. Membaca buku-buku yang dianjurkan penguasa dan hal lainnya yang tidak mudah dibahasakan.

"Dilarang menghina presiden?" ujarnya sambil bergulingan dan lalu mati bersama sunyi.

Surabaya, 20 September

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun