Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Pilihan

22 Agustus 2019   11:36 Diperbarui: 22 Agustus 2019   11:42 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monyet. Demikian mereka kompak meneriaki saya. Saya tak tahu apa soalnya mereka meneriaki saya demikian.

Apakah karena kulit saya, ataukah karena perilaku saya. Atau masalah lain yang saya tidak tahu?

Karena penasaran, saya datangi mereka.

"Kenapa kamu panggil  saya "monyet"? kata saya dengan berusaha tenang.

Empat orang yang tidak saya kenal itu malah tertawa. Satu di antara mereka memeragakan tingkah laku monyet.

Saya berusaha tenang. Saya tidak mau terpancing.

"Karena memang kamu monyet. Maka kami panggil kamu monyet.." ujar salah satu dari mereka. Riuhlah tawa.

Kesabaran ada batasnya. Melihat tingkah laku mereka yang semakin gila, membuat saya muntap.

Sepertinya mereka tahu kalau saya telah mendidih.

"Kamu ingin tahu kenapa saya memanggilmu monyet?" ujar yang tubuhnya paling jangkung.

Sekuat tenaga saya tahan gelegar amarah yang meledak-ledak di dada. Saya menunggu. Kalau mereka tertawa lagi, habislah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun