"Saya bisa bekerja Sri. Beri saja keluarga yang membutuhkan. Bukan saya tidak mau menerima bantuanmu." ujarnya pada Sri Patmi. Saudara sepupunya.
Begitulah, sampai akhirnya setelah belasan tahun kemudian Sunak berangkat haji. Ia diantar oleh tetangganya ke Surabaya. Bahkan tasyakuran haji semalam sebelumnya, juga dibantu tetangganya.
Sunak tak bisa menolak ketika semua langsung menyiapkan tasyakuran. Begitu pula ketika pagi itu di depan rumahnya sudah ada tiga mobil yang akan mengantarnya. Ia hanya bisa menangis.
**
"Kamu masih ada nenek yang mencintaimu. Kamu masih muda. Bisa kamu bayangkan kehidupan Mak Sunak?"
Leni semakin deras tangisnya.
"PTN itu pilihan. Masih ada pilihan-pilihan lainnya. Adakalanya kita menjalani jalan hidup yang bukan pilihan kita. Karena sudah jalan hidup, ya tentu saja harus kita jalani."
Leni mengusap air matanya dengan tisu yang berada di meja.
"Maafin Leni Pak.. " ujarnya lirih.
Guru Hakim langsung jebol air matanya. Ia menangis. Begitu juga Leni.
Sementara jam dinding yang melihat keduanya, tak sedikitpun menghentikan jalannya. Ia terus berjalan menyusuri angka-angka yang sama. Terus berjalan dengan semangat yang tak pernah pudar.
Prambon, Sidoarjo
11/7/2019