Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pria itu Meminang Istriku

16 Oktober 2018   09:25 Diperbarui: 16 Oktober 2018   10:31 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Segelas teh yang telah dingin itu menemani Mukarim pagi itu. Ia nampak gelisah. Beberapa kali lelaki itu berdiri. Mondar-mandir di teras. Ia teguk teh yang tinggal ampasnya itu. Lalu merancau.

Setengah jam yang lalu, seorang pria dengan tampilan necis mendatanginya. Dengan percaya diri dan ketenangan luar biasa, bilang jika ia akan menikahi istrinya, Darsih. Ia tersenyum. Tak lupa menjabat hangat tangan Mukarrim.

Entah kenapa, Mukarrim tiba-tiba tidak berdaya. Tidak menempeleng atau meludahi lelaki kurang ajar dihadapannya itu. Ia malah menerima jabat tangan itu. Dengan sopan pula, menyuruh tamunya duduk. Secepatnya ia ke dalam, keluar membawa minuman dingin.

Mukarrim juga kehilangan suaranya. Apa yang mau ia omongkan, tiba-tiba lenyap. Sementara tamunya itu, terus nyerocos. Ia bahkan siap mendanai perceraian antara dirinya dan istrinya.

"Pokoknya, semua biaya ini itu. Saya tanggung. Anda tenang saja. "

Kira-kira lima belas menit, tamunya pamit pulang. Ia bilang jika senang sekali bertemu dengannya. Ia sekali lagi berharap, akan bisa segera menikahi Darsih.

Mukarrim duduk sambil memijiti keningnya. Ia kembali menyeruput gelas teh yang kini kosong melompong itu. Sementara di kejauhan, istrinya, Darsih, dengan menggendong anaknya  telah pulang dari pasar.

"Saya akan menceraikan kamu" ujar Mukarrim mantap, tepat ketika Darsih menyuguhkan sebungkus rokok lengkap dengan koreknya.

--

Setelah dua porsi - 16/10

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun