Mohon tunggu...
Hasinggahan Lubis
Hasinggahan Lubis Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar

Hidup adalah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggabungan Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan PKN Tidak Masuk akal

19 Juni 2020   04:46 Diperbarui: 19 Juni 2020   05:00 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejarah pendidikan di Indonesia telah melalui beberapa dekade, mulai dari masa penjajahan, orde lama, orde baru dan reformasi. Dari semua zaman yang telah dilalui, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)  selalu berdiri sendiri. Kita sangat dikejutkan dengan rencana yang disampaikan Mendikbud Nadiem Makarim bahwa rencana penggabungan mata pelajaran PAI dengan PKN, beliau beralasan mengacu pada kurikulum 2013.

Sudah barang tentu gagasan ini sangat mengusik perasaan dunia pendidikan, terutama di kalangan para pendidik muslim. Sebab ditelaah dari segi manapun gagasan Mendikbud tidak masuk akal, karena bertentanagn baik secara sosiologis maupun historis. Apalagi ditinaju tujuan pokok maupun khusus, antara dua mata pelajaran tersebut.

Mapel PAI sudah barang tentu mengacu kepada Al Quran dan Hadis, sebagai bahan rujukan utama, sedangkan tujuan khusus Mapel PAI, bagaimana  peserta didik dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam dua sumber tersebut, dengan demikian bisa diamalkan oleh peserta didik dalam kehidupan untuk meningkatkan  ketakwaan dihadapan Allah Swt. Sedangkan Mapel PKN mengacu pada Pancasila dan UUD 1945, sebagai sumber hukum tertinggi negara Indonesia. Diharapkan setelah mempelajari PKN,  akan tertanam jiwa kebangsaan dan rasa nasionalis yang tinggi, pada diri peserta didik.

Dengan demikian jelas ke dua Mata pelajaran ini,  yaitu PAI dan PKN  mesti berdiri sendiri atau tidak bisa digabung. Sekalipun mungkin ada persinggungan di antara keduanya, tetapi  tujuan dan rujukan masing-masing berbeda. Untuk itu penulis menyarankan, untuk perbaikan mutu pendidikan atau rencana mengurangi jumlah Mapel  sangat setuju, akan tetapi jangan merusak yang sudah baik, apalagi menimbulkan keresahan di kalangan umat di negeri ini. was HL.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun