Mohon tunggu...
Hasinggahan Lubis
Hasinggahan Lubis Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar

Hidup adalah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Ada Radikalisme?

14 November 2019   11:00 Diperbarui: 14 November 2019   11:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Istilah radikalisme pernah muncul wacana dirubah menjadi manipulator agama, namun istilah tersebut juga kurang tepat, karena mereka bukan sedang memanipulasi agama, tetapi memperjuangkan agama dengan sungguh-sungguh menurut tafsir mereka itu benar. Jika merujuk kepada buku Moderasi Beragama (Badan Litbang Kemenag tahun 2019), memaknai radikalisme merupakan suatu ideologi atau paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial politik dengan cara-cara  kekerasan atau ekstrem atas nama agama, baik verbal, fisik maupun pemikiran

Timbul pertanyaan kenapa paham radikalisme itu muncul ?. Pertama, menerima informasi atau ajaran yang salah, dari guru atau ustad. Sedangkan sang murid tidak memeiliki wawasan agama yang baik, sehingga ajaran tersebut diterima mentah-mentah dan dianggap paling benar. Apalagi setelah dil;akukan bai'at atau sumpah, maka tanpa berpikir banyak terus dilaksanakan, padahal  akibatnya berbahaya buat dirinya dan orang lain.

Kedua, kekecewaan pada lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Diakui masih banyak terjadi kezaliman, berupa perampokan, penindasan, ketidak adilan, korupsi dan lainnya. Namun mereka tidak berdaya untuk melawan dengan cara yang baik, maka muncullah kekerasan dan teror, diyakini bahwa itu legal atau dibenarkan.

Ketiga, faktor ekonomi. Sulit bersaing dengan kehidupan sekarang, coba perhatian sebagian dari mereka, kehidupan penuh kesederhanaan dan eksklusif, tidak mau membaur dengan masyarakat sekitar. Apalagi ajaran yang diterima bahwa masyarakat tidak islami tidak sesuai dengan kaedah ajaran yang diterima, begitu juga dengan pemerintah yang berkuasa dianggap Toghut (kafir).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun