Mohon tunggu...
Pak Guru Fahriza official
Pak Guru Fahriza official Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan

22 Januari 2023   06:36 Diperbarui: 22 Januari 2023   07:20 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan

Langit menggelap
Tenang dalam gerakkan lambat awan
Hanya kilat - kilat kecil yang menari
Seolah memberi ingat akan cambuk dari neraka

Kumpulan - kumpulan titik air
Bersatu padu berlomba - lomba ingin segera ke peraduan
Air yang telah didaur ulang secara alami itu
Kembali bersama macam - macam air
Mereka pasrah diletakkan dimana saja
Comberan, danau, sungai, laut maupun  darat
Tergantung takdirnya

Hujan...
Turun bersama rahmat Illahi
Sekarang bagaimana cara mencintai hujan
Bahkan turunnya hujan menjadi tempat istimewa untuk sebuah do'a
Do'a yang terpilih untuk diijabah.

Hujan...
Menyisakan kenangan masa kanak
Berlari, tertawa riang gembira
Rindu...rindu masa itu
Masa tanpa resiko
Masa tanpa beban
Masa tanpa kerutan

Sekarang hujan...
Sering membawa beban
Sering membawa keluh kesah
Sering membawa kesal

Yah...kok hujan padahal...
Yah...kok hujan gimana nih...
Yah...kok hujan gimana janjiku...
Yah...kok kok hujan sih...

Hujan
Sering menjadi kambing hitam
Alasan yang paling tepat
Membuat malas
Melemahkan

Ku ingin hujan
Selalu membawa rahmat
Selalu membawa semangat
Kekuatan akan doa ku...
Membawa cinta di hatiku
Bahwa ia sebagai pengingat akan kebesaran Tuhan ku

Fahriza Akbar
Medan, 22 Januari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun