Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menulis, Alternatif Membentuk Sikap Siswa Lebih Fokus

14 Oktober 2024   23:21 Diperbarui: 15 Oktober 2024   21:59 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Siswa di salah satu kelas SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah, sedang membaca. (Dokumentasi pribadi)

Aktivitas menulis, disadari atau tidak, mengarahkan pikiran lebih fokus. Sebab, saat menulis berlangsung, umumnya, penulis memerinci bagian tertentu, baru kemudian berpindah ke bagian yang lain.

Ketika berada di bagian yang lain pun, penulis tak menyia-nyiakan hal yang patut diungkap di dalam tulisan. Sehingga, selalu detail terhadap bagian termaksud.

Bahkan, selalu berpikir bahwa akan ada yang hilang jika masih ada hal yang terlewati alias tak terungkap. Data yang detail membuat tulisan lebih lengkap. Dan, yang demikian umumnya lebih digemari oleh pembaca.

Sebab, informasi yang didapat oleh pembaca pasti lengkap dan sempurna. Sementara itu, bagi penulis berusaha semaksimal mungkin mengulik hingga tuntas hal yang hendak ditulis.

Dan, upaya seperti ini membutuhkan kecermatan, ketelitian, dan kehati-hatian. Yang, tentu mengarahkan pikiran, juga perasaan, bahkan sikap lebih fokus.

Oleh karena itu, aktivitas menulis sangat baik dibiasakan, bahkan dibudayakan, terhadap siswa masa kini, yang rerata kefokusannya lemah. Setidaknya ini yang saya jumpai di sekolah tempat saya mengajar.

Sebagai bukti, ketika selesai membaca sebuah bacaan atas perintah guru, misalnya, sebagian besar siswa kurang dapat memahami isi bacaan. Begitu selesai membaca, guru menanyakan tentang isi bacaan, tak ada siswa yang menjawab.

Sekalipun mungkin ada siswa yang dapat menjawab, tapi tak berani menjawab. Karena, khawatir jawabannya salah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang percaya diri. Dan, kurang percaya diri, salah satu penyebabnya --dalam konteks ini-- adalah kurang fokus terhadap isi bacaan.

Kalau dapat fokus terhadap isi bacaan, yang artinya siswa memahami isi bacaan, sangat mungkin siswa berani menjawab pertanyaan guru. Siswa tak memiliki rasa khawatir karena jawaban yang diberikan dipastikan sesuai dengan isi bacaan.

Tak hanya ketika membaca yang dapat digunakan sebagai bukti bahwa kefokusan siswa lemah. Saat selesai diterangkan oleh guru pun tentang materi tertentu tak banyak siswa yang dapat menjawab ketika guru menanyakan materi yang baru saja diterangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun