Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembiasaan 5S Tidak Sekadar Sambut Siswa Tiba di Sekolah

9 Februari 2023   13:50 Diperbarui: 11 Februari 2023   19:00 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembiasaan 5S di sekolah (Dokumentasi pribadi)

Tentu penambahan itu ada latar belakangnya. Penerapan 2S sudah baik ketika ada perjumpaan dua orang atau lebih. Tetapi, situasi dan suasana yang melingkupinya belum tentu mendukung.

Sudah seharusnya seseorang yang memberi salam dan sapa  kepada orang lain disertai senyum. Rasanya kurang lengkap kalau tidak dibarengi senyum. Tentu situasinya  akan terlihat kaku dan dingin jika tidak ada senyum.

Pun demikian ditambahkannya sopan dan santun. Juga untuk melengkapinya. Sehingga, pertemuan yang terjadi akan membangun komunikasi lebih akrab dan membahagiakan.

Dan, kita pun mafhum bahwa akhir-akhir ini, 5S tidak mudah kita jumpai dalam kehidupan  bermasyarakat. Seakan sikap itu menjadi barang langka. Mahal untuk diwujudkan.

Realitas itu semakin diperparah dengan adanya gaya hidup masyarakat semenjak merebaknya penggunaan gawai. Satu orang dengan orang lain sekalipun berdekatan jarang bercengkerama.

Bukankah begitu? Nyaris hampir sepanjang waktu saat-saat ini kita kesulitan menemukan orang saling bercengkerama. Di dalam lingkungan rumah, pun di luar rumah.

Bahkan, bukan mustahil salah satu pelakunya adalah anggota  keluarga kita sendiri. Atau, malah kita sendiri. Mari kita refleksi saat ini! Betulkah kita atau keluarga kita ada di dalamnya?

Jika anggota keluarga kita atau bahkan kita sendiri yang melakukannya berarti kita memperburuk relasi antarsesama. Karenanya, mulai saatnya harus berubah.

Berubah ke kebiasaan  bercengkerama dalam keluarga. Bahkan, perlu ada resolusi dalam keluarga untuk memaksimalkan komunikasi langsung, termasuk bercengkerama.

Keluarga dapat menjadi lahan menumbuhkan suburnya 5S. Karena satu dengan yang lain sudah saling mengenal. Bersenda gurau yang sangat mudah terjadi dalam keluarga bisa digunakan sebagai pemantik lahirnya 5S.

Ini dapat menjadi modal kuat untuk meluaskan sikap 5S dalam masyarakat. Jika masing-masing keluarga sudah pembiasaan 5S, budaya 5S dalam masyarakat tentu terjadi secara otomatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun