Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Balap Motor Liar (Remaja) Perlu Edukasi Bersama

6 Februari 2023   20:04 Diperbarui: 6 Februari 2023   23:07 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi balap liar (KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN ) 

Dan, sangat mungkin ada siswa saya yang lain sama seperti siswa yang sudah saya sebut di atas. Sebab, biasanya anak-anak seusia mereka mudah saling memengaruhi. Satu mengajak yang lain, begitu mudah.

Yang satu suka sesuatu karena baru tren, yang lain ikut-ikutan. Itu pun saya yakini demikian juga yang terjadi dalam tren balap motor liar.

Maka, tren demikian pasti banyak diikuti oleh anak seusia SMP dan SMA/SMK dan yang sederajat. Persis seperti yang dikatakan oleh salah seorang siswa saya bahwa mereka yang mengikuti kebanyakan seusia anak SMP dan SMA.

Saya mengamininya sebab rerata yang saya pernah jumpai seperti yang sudah saya singgung di atas adalah anak-anak remaja. Anak remaja seumur anak SMP dan SMA/SMK dan yang sederajat.

Anak-anak seumur ini, selain mudah terpengaruh tren, juga ingin menunjukkan jati dirinya kepada orang lain. Sebuah kebanggaan diri yang harus dirayakan bersama-sama. Dan, dalam balap motor liar ini salah satunya. 

Kita mafhum bahwa mereka merupakan generasi penerus. Dan, kita juga mafhum bahwa membiarkan mereka dalam tren yang kurang baik sama dengan membiarkan bangsa ini rusak.

Maka, upaya bersama untuk mengedukasi mereka merupakan solusi terbaik. Pertama, sekolah, terutama SMP dan yang sederajat, sudah semestinya tidak mengizinkan siswanya mengendarai motor sendiri saat pergi-pulang sekolah.

Di sekolah tempat saya mengajar sudah menerapkan cara ini. Sebagian besar siswa menaiki sepeda. Sebagian diantar jemput. Dan, sebagiannya lagi berjalan kaki.

Sekalipun tidak dapat dipungkiri masih ada siswa di sekolah tempat saya mengajar, yang dengan cara sembunyi-sembunyi mengendarai motor. Baik pulang maupun pergi sekolah.

Mereka menitipkan motornya di rumah warga sekitar sekolah. Dari rumah penitipan itu ke sekolah mereka berjalan kaki.

Beberapa guru sudah mengetahuinya. Sehingga, setiap kali ada kegiatan bersama di lapangan, hal itu disampaikan/diperingatkan kepada seluruh siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun