Dijadikannya bergotong royong sebagai salah satu ciri profil pelajar Pancasila tentu berdasarkan kenyataan, bukan persepsi. Ya, setidaknya karena sikap bergotong royong yang sejak dulu telah menjadi salah satu ciri khas bermasyarakat bangsa kita, kini, sudah mulai jarang ditemukan dalam masyarakat.
Saya masih sangat ingat pengalaman masa kanak-kanak mengenai bergotong royong di desa, tempat saya bersama saudara dan orangtua tinggal. Kala itu, bergotong royong dilakukan oleh orangtua, baik ayah maupun ibu.
Saat ada tetangga membangun rumah, misalnya, tetangga yang lain, juga ayah dan ibu, ikut bergotong royong. Yang bapak-bapak bergotong royong mendirikan rumah. Mulai dari menata tanah sampai memasang atap.
Yang ibu-ibu menyiapkan minum, kudapan, dan makanan berat. Biasanya menyiapkannya di rumah tetangga atau di lahan kosong sekitar lokasi membangun rumah. Semua dilakukan secara bergotong royong.
Bapak-bapak yang ambil bagian dalam bergotong royong, sarapan terlebih dahulu sebelum memulai bekerja. Pada siang, mereka juga makan siang sembari beristirahat. Lalu, melanjutkan bekerja lagi hingga sore tiba. Sebelum pulang, mereka bersantap makan (lagi) seperti saat pagi dan siang.
Kalau bapak-bapak sibuk di bagian membangun rumah, ibu-ibu sibuk menyiapkan logistik untuk kebutuhan kekuatan tubuh.
Andai saja dalam waktu satu hari belum selesai, pekerjaan dilanjutkan pada hari berikutnya. Sekalipun begitu, tetangga yang ambil peran dalam bergotong royong, tak menerima imbalan.
Pun demikian, andai saja ada tetangga lain yang nyambat (bahasa Jawa, memiliki pekerjaan yang melibatkan tetangga), selalu dilakukan secara bergotong royong.
Tetangga kanan kiri, muka belakang ambil bagian dan tanpa pamrih. Selalu begitu mereka akan menyikapi terhadap semua tetangga ketika memiliki kerja: bergotong royong.
Tapi --seperti sudah disebut-- kini, sulit menemukan sikap bergotong royong dalam masyarakat, di pedesaan, apalagi di perkotaan. Beberapa waktu yang lalu, melalui grup WhatsApp, ketua rukun tetangga (RT) tempat saya berdomisili menginformasikan kepada warga bahwa ada kegiatan kerja bakti di lokasi musala dan sekitarnya untuk menyongsong puasa.