Dua hari yang lalu saya menulis, " Griya Batik Senok Ramai Di Media Sosial, Ada Apa ? ", ternyata mendapat banyak tanggapan. Karena tulisan tersebut tidak lupa menyebutkan alasan terkuat kenapa produsen batik unik itu menjadi perbincangan meriah di sosmed.
Pemilik Griya Batik Senok, menjapri saya, dan mengatakan, membaca tulisan tersebut ibarat makan belum minum air putih. Kenapa tanya saya ? Karena masih banyak sisa makanan dimulut yang nggak bisa tertelan tanpa digelontor air putih.
Berikutnya, jika makanan tersebut agak keras, maka butuh air putih untuk melunakkan agar cepat ketelan, dan tidak menjadikan "tragedi" kesedak.
Hahaha...terimakasih ada pembaca tulisan sederhana tersebut yang berkenan menjapri saya. Semula saya pikir tulisan tersebut tidak berarti apa-apa bagi publik, karena memang jauh dari berkualitas dan atau dianggap sebagai tulisan sampah di Kompasiana.
Nah, beberapa kalimat yang saya garis bawahi dari tanggapan balik pemilik Griya Batik Senok, yakni selain proses pembatikan yang unik dan penciptaan motif yang unik, produsen batik yang satu ini juga memberi informasi yang segar, yakni batik produksi Griya Batik Senok, memberi harga yang murah bagi konsumennya tetapi tetap menjamin kualitas tinggi untuk seluruh kain batik buatannya.
Oh, rupanya soal harga yang murah, yang terjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan kualitas yang tinggi ini, yang membuat Griya Batik Senok, menjadi banyak diperbincangkan di sosial media.
Sehingga, kalau jadi baju, atau jika konsumen menghendaki membeli batik dan tinggal pakai, cukup merogoh kocek sekitar Rp. 120 sampai Rp.125 ribu rupiah. Kenapa bisa begitu?
Menurut Iswanti, karena Griya Batik Senok mengambil keuntungan sedikit, alias tidak banyak. Karena filosofi usahanya, adalah mencari berkah Allah, bukan mencari keuntungan sebesar-besarnya.
"Sejak awal saya berfikir, buat apa mencari keuntungan besar, kalau ternyata tidak membuat banyak orang senang. Kalau banyak orang senang, maka sekecil apapun yang saya peroleh dari usaha ini menjadi berkah bagi saya dan keluarga saya," ujar Iswanti.
Maka, ia berani memberi harga super murah, untuk setiap produknya. Coba bayangkan, jika batik tulis yang rata-rata dijual dengan harga Rp.300 ribu rupiah per lembar. Di Griya Batik Senok, batik tulis murni hanya dijual dengan harga Rp. 170 ribu rupiah per lembar.