Mohon tunggu...
Pak Dhe  Gondo
Pak Dhe Gondo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Mematok Harga Rendah, Agar Terbangun Usaha yang Barokah..

25 November 2017   08:57 Diperbarui: 25 November 2017   10:11 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hari yang lalu saya menulis, " Griya Batik Senok Ramai Di Media Sosial, Ada Apa ? ", ternyata mendapat banyak tanggapan. Karena tulisan tersebut tidak lupa menyebutkan alasan terkuat kenapa produsen batik unik itu menjadi perbincangan meriah di sosmed.

Pemilik Griya Batik Senok, menjapri saya, dan mengatakan, membaca tulisan tersebut ibarat makan belum minum air putih. Kenapa tanya saya ? Karena masih banyak sisa makanan dimulut yang nggak bisa tertelan tanpa digelontor air putih.

Berikutnya, jika makanan tersebut agak keras, maka butuh air putih untuk melunakkan agar cepat ketelan, dan tidak menjadikan "tragedi" kesedak.

Hahaha...terimakasih ada pembaca tulisan sederhana tersebut yang berkenan menjapri saya. Semula saya pikir tulisan tersebut tidak berarti apa-apa bagi publik, karena memang jauh dari berkualitas dan atau dianggap sebagai tulisan sampah di Kompasiana.

Nah, beberapa kalimat yang saya garis bawahi dari tanggapan balik pemilik Griya Batik Senok, yakni selain proses pembatikan yang unik dan penciptaan motif yang unik, produsen batik yang satu ini juga memberi informasi yang segar, yakni batik produksi Griya Batik Senok, memberi harga yang murah bagi konsumennya tetapi tetap menjamin kualitas tinggi untuk seluruh kain batik buatannya.

Oh, rupanya soal harga yang murah, yang terjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan kualitas yang tinggi ini, yang membuat Griya Batik Senok, menjadi banyak diperbincangkan di sosial media.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Informasi yang saya dapat dari pemilik Griya Batik Senok, Iswanti ( 35 ) untuk kain batik motif kombinasi berbagai corak warna, hanya dibanderol dengan harga mulai Rp. 85 ribu rupiah, jauh dibawah harga batik serupa pada umumnya.

Sehingga, kalau jadi baju, atau jika konsumen menghendaki membeli batik dan tinggal pakai, cukup merogoh kocek sekitar Rp. 120 sampai Rp.125 ribu rupiah. Kenapa bisa begitu?

Menurut Iswanti, karena Griya Batik Senok mengambil keuntungan sedikit, alias tidak banyak. Karena filosofi usahanya, adalah mencari berkah Allah, bukan mencari keuntungan sebesar-besarnya.

"Sejak awal saya berfikir, buat apa mencari keuntungan besar, kalau ternyata tidak membuat banyak orang senang. Kalau banyak orang senang, maka sekecil apapun yang saya peroleh dari usaha ini menjadi berkah bagi saya dan keluarga saya," ujar Iswanti.

Maka, ia berani memberi harga super murah, untuk setiap produknya. Coba bayangkan, jika batik tulis yang rata-rata dijual dengan harga Rp.300 ribu rupiah per lembar. Di Griya Batik Senok, batik tulis murni hanya dijual dengan harga Rp. 170 ribu rupiah per lembar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun