Cerpen : Pak Dhe Gondo
Tragis. Kata Bang Opin, membuka cerita di gardu ronda. Ia seperti tampak sangat serius, karena tidak tergambar wajah banyol ketika memulai bertutur.
" Gara-gara HP, Kang Marwan menceraikan Jumilah istrinya, yang sudah ia nikahi selama lebih dari 21 tahun," katanya memulai cerita. Â Naudhubilah.
Terdengar sepertinya sederhana, remeh-temeh, atau ada kesan kampungan alias tidak metropilis, nih Kang Marwan.
 Tetapi setelah saya telisik sangat jauh, dan mendalam, saya bisa memahami kenapa Kang Marwan bersikap, bertindak, dan mengambil keputusan tegas. Menceraikan istrinya...
 Karena Jumilah memang seperti orang kesetanan. Keranjingan. Bahkan Menuhankan HP. Mendewakan HP dan menomorsatukan nada dering HP - nya, ketimbang urusan suami, urusan anak, urusan bakti seorang istri kepada suaminya, naudhubillah...
Yang lebih mengerikan, Jumilah, bahkan menomortigabelaskan urusan akhirat. Ia bisa lupa sholat hanya karena asyik main HP, chating-chating dengan saebreg group WA-nya.
Bahkan, suara adzan yang menggelora seolah senyap, Jumilah tetap asyik dengan membalas komedi dunia, kadang berbau seronok menyentil perselingkuhan, asyik dengan ketawa ketiwi yang gak jelas apa yang ia tertawakan.
Tidur ngeloni HP, ke WC nenteng HP, di dapur ngantongi HP, setiap lima menit sekali buka HP, chating-chating, guyon guyon dengan group WA-nya, ber hai hai ria dengan sekenanya nomor kontak yang ia punya. Sampai sholat pun lupa, karena asyik chating, ha ha hi hi dengan lawan dialog mayanya.
Bangun tidur bukannya ambil wudlu terus sholat, yang dicari HP, buka HP, mau sholat buka HP, habis sholat buka HP, saat anak-anak sibuk belajar mau ujian Jumilah asyik chatingan, kirim gambar gambar hot, gambar lucu, anekdot-anekdot tak jelas asal usulnya.
Sesekali copas dakwah, kirim ke kawan atau groupnya, biar kelihatan sholihah.
