[caption id="attachment_345051" align="aligncenter" width="640" caption="Fiksi Menjadi Fakta "][/caption]
Cerita fiksi yang menjadi kenyataan, banyak. Atau, seseorang menciptakan sesuatu yang mengambil ide dari cerita fiksi atau komik yang dibacanya. Misalnya, sebelum orang bisa pergi ke bulan, dulu ada komik atau serial Tintin (Fiksi Ilmiah) yang berjudul “Destination Moon” yang ditulis pada tahun 50-an, dan 19 tahun kemudian terbukti Neil Amstrong menginjakkan kakinya di daratan satelit bumi itu.
Melakukan sesuatu karena terinspirasi oleh cerita fiksi yang positif atau bermanfaat itu, baik. Namun, apa jadinya jika tindakan yang dilakukan itu lantaran akibat setelah membaca cerita fiksi yang negatif. Dan apakah ada cerita fiksi yang berakibat ‘fatal’? Ada! berikut ini buktinya!
Pada tanggal 27 April 2014 saya menulis sebuah cerpen atau fiksi yang saya beri judul AHOK MBALELO. Oleh Admin tulisan sederhana saya tersebut dijadikan sebagai salah satu dari 14 artikel fiksi non puisi terpopuler, hahahaha...terpopuler?, menggelikan. Sesungguhnya hanya karena judulnya saja yang kontroversial, makanya banyak yang tertarik untuk membacanya.
Namun, betapa terkejutnya saya, sepertinya bukan pembaca saja yang tertarik, ternyata si empunya nama dalam artikel saya tersebut juga tertarik membaca dan mengimplementasikannya. Buktinya, 5 bulan kemudian, tepatnya tanggal 10 September 2014 Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) benar-benar keluar dari Partai Gerindra seperti yang saya tulis pada fiksi 5 bulan sebelumnya.
[caption id="attachment_345053" align="aligncenter" width="500" caption="Ahok mengajukan permohonan berhenti dari Partai Gerindra"]
[caption id="attachment_345054" align="aligncenter" width="500" caption="Tanggal 10 September 2014, Ahok resmi berhenti dari Partai Gerindra"]
Fatalnya dimana?, fatalnya Ahok “bercerai” dengan Partai Gerindra, hahahahaha...
Sebetulnya apa yang terjadi? Apakah Ahok terinspirasi dari tulisan saya tersebut, atau karena saya yang ‘weruh sakdurunge winarah’, sehingga tahu bahwa Ahok akan hengkang dari Partai Gerindra? (kayak Jaya Baya saja, hahahaha).Jelas bukan kedua-duanya. Ahok berhenti dari Partai Gerindra lantaran sudah tidak ada kecocokan, sikapnya berseberangan dengan partai yang mengusungnya menjadi orang nomor satu di Jakarta itu.
Terbalik, bukan tulisan saya yang mrnginspirasi, justru saya yang terinspirasi. Ada beberapa tulisan saya yang membangkitkan semangat sehingga semakin rajin (belajar) menulis di Kompasiana ini. Dua diantaranya adalah “Justru Ahok Yang Bajingan” (ikut dijadikan buku kolaborasi, “Ahok Untuk Indonesia”) dan “Ahok Mbalelo” (menjadi salah satu dari 14 tulisan fiksi yang banyak dibaca di tahun 2014 ini).
[caption id="attachment_345056" align="aligncenter" width="500" caption="Urutan ke-8"]
Terimakasih Admin Kompasiana, terimakasih Ahok. Terimakasih teman Kompasianer yang telah membuang-buang waktu untuk membaca tulisan ini.