Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Humor

[Bukan Humor] Striker Dicekik Monster

30 Juni 2012   13:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:23 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13410622151328256771

[caption id="attachment_185586" align="aligncenter" width="640" caption="Dicekik Monster"][/caption]

Setiap tahun untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI di lingkungan perusahaan, PTP 8 (sekarang PTP Nusantara 6) Kayu Aro selalu mengadakan turnamen sepak bola untuk memperebutkan Piala Kemerdekaan.Selain piala juga disediakan hadiah beberapa ekor kambing dan kostum sepak bola.

Tidak kurang dari 11 klub sepak bola dari kalangan perusahaan sendiri yang ikut berlaga. 8 klub dari afdeling kebun atau bagian pertanaman yakni afdeling A,B,C,D,E,F,G, dan afdeling H. Sedangkan yang 3 klub lagi dari afdeling Pabrik atau bagian pengolahan, afdeling Kantor atau bagian administrasi dan afdeling Teknik atau bagian mesin dan transportasi.

Salah satu klub yang paling disegani diantara klub-klub yang lain adalah klub bagian teknik yang sering disebut GENERATOR. Pemain-pemain kesebelasan GENERATOR selain tubuhnya kekar-kekar, juga gesit dan lincah serta kompak antar pemain. Makanya hampir setiap tahun kesebelasan afdeling teknik tersebut selalu menjuarai turnamen yang diadakan oleh Perusahaan Perkebunan Teh yang ada di Kabupaten Kerinci itu. Paling tidak juara dua atau tiga. Bersaing dengan kesebelasan Afdeling H atau Sungai Tanduk.

Ada seorang pemain penyerang yang menjadi andalan GENERATOR bernama Sarobi. Postur tubuhnya atletis tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah. Ia terkenal sebagai pencetak gol dari klub GENERATOR. Itulah kenapa Sarobi sering menjadi incaran lawan untuk dicederai demi memperlemah kekuatan GENERATOR tersebut.

Hari itu yang berlaga di lapangan emplasement PTP 8 Kayu Aro adalah klub Generator dan klub afdeling H atau Sungai Tanduk untuk mencari juara satu. Penonton tumpah ruah penuh sesak mengelilingi lapangan bola kaki yang berada dekat dengan pabrik teh itu. Lantaran hari itu babak penetuan siapa yang akan menjadi juara satu tahun itu.

Sebelum pertandingan dimulai dua kesebelasan diberi pengarahan oleh Administratur Perusahaan PTP 8 Kayu Aro, agar bermain dengan baik dan sportif .Selain itu para pemain juga diperiksa terlebih dahulu oleh petugas untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diingini, umpamanya ada seorang pemain yang membawa senjata tajam atau sesuatu yang membahayakan lawan mainnya.

Wasitpun membunyikan peluit sebagai isyarat permainan dimulai. Penonton pun bersorak saling memberi semangat kesebelasan idolanya. Klub afdeling H atau Sungai Tanduk memang musuh bebuyutannya GENERATOR. Dalam setiap turnamen dua klub ini memang saling menyalip, kalau tidak GENERATOR yang juara satu, hampir bisa dipastikan afdeling H yang mendudukinya.

Baru berjalan 15 menit permainan tiba-tiba ujung tombaknya GENERATOR Sarobi tersungkur terjerembab ditengah lapangan. Lama tidak bergerak, hanya kakinya saja yang gejol-gejol (menghentak-hentakkan kakinya). Melihat kejadian itu kru atau offisial GENERATOR segera masuk ketengah lapangan dan Sarobipun ditandu dibawa ke lantai beberan (tempat melayu daun teh) yang memang dekat dengan lapangan bola.

Sarobi sepertinya dicekik oleh sesuatu, atau tercekik, mungkin tepatnya kloloden entah apa yang nyangkut ditenggorokannyya.

Isu-isu mistispun langsung merebak.Diantara kerumunan orang yang sedang menolong Sarobi ada yang nyeletuk “ Sungai Tanduk itu memang nakal, mereka sering main ini....” ujar seseorang sambil menggerakkan jari dan jempolnya seperti orang sedang membakar kemenyan.Biasa, isu tak berdasar.

“ Ah, sudah sudah jangan ngomong macam-macam, jadi masalah nanti” sahut salah satu offisial GENERATOR.

Karena melihat Sarobi memegang sambil mengurut-ngurut leher, serta merta Senen langsung menelungkupkan tubuh Sarobi dan memukul tengkuknya dan...hrrgooeeekkk......klothek......ada sesuatu yang keluar dan jatuh dari mulutnya. Dengan tangkas Senenpun mengambil handuk kecil langsung membungkus benda aneh tersebut dan cepat-cepat memasukkan dalam saku celananya.

“ Apa itu Nen” tanya seseorang pada Senen “Ah nggak apa-apa, nanti sajalah saya beri tahu” jawab Senen singkat

Setelah benda itu keluar dari mulutnya Sarobi, lalu Sarobi didudukkan dan disuruh minum air teh (dulu belum ada air mineral) beberapa gelas untuk memulihkan tenaganya yang hampir kehabisan oksigen.

“Bagaimana, masih bisa main lagi, atau diganti” tanya pelatih Generator kepada Sarobi “ Sebentar, sepertinya saya masih bisa main lagi Pak” jawab Sarobi masih agak lemah kepada pelatihnya.

“ Baiklah kalau masih bisa main lagi nggak apa-apa, nggak perlu pemain pengganti, tapi.....itu tadi apa yang menyumbat tenggorokanmu” kata pelatihnya lagi. “ Ah, itu nanti sore saja Pak saya ceritakan setelah pertandingan selesai”

Akhirnya Sarobi pun masuk lagi ke lapangan dan akhirnya bisa mencetak dua gol untuk kesebelasan Generator mengalahkan Sungai Tanduk 2-0.

Sore harinya setelah usai pertandingan, kesebelasan GENERATOR merayakan kemenangannya dengan membeli nasi rames atau nasi bungkus dan makan bersama.Setelah makansambil merokok Sarobi menceritakan kronologinya kejadian yang menimpa dirinya.

Inilah cerita Sarobi.

Dua hari sebelum babak final dilaksanakan. Sarobi didatangi temannya yang bernama Senen itu.“ Bagaimana Bi sudah ada perrsiapan ?” tanya Senen pada Sarobi“ “Persiapan Apa?” jawab Sarobi singkat “Kok persiapan apa, besok lawan kita berat lho, Sungai Tanduk” “Yang penting kita kompak, jangan main goreng sendiri, mudah-mudahan kita bisa juara seperti tahun kemaren” “Maksud saya bukan teknik permainan, tapi itu lho..pager awak, untuk jaga-jaga” “Ah, kalau tentang itu kita pasrah saja pada yang diatas dan berdoa sambil berusaha main dengan sebaik mungkin” “Teman-teman banyak lo yang sudah minta rangkepan, saya juga sudah pakai ini” desak Senen sambil memamerkan kain putih bertulisan arab yang dililitkan di perutnya.“ “ Itu syirik Nen menurut agama, jika kita masih percaya dengan yang begitu itu”

“Ah , sekali ini saja Bi, sebab Sungai Tanduk kini semakin tangguh lho, lihat itu kemarin Batu Hampar saja dihajar 5-0 oleh Sungai Tanduk” desak Senen

“Apa kata orang nanti Nen, saya sering memberi ceramah, Jumatpun saya sering naik mimbar baca khotbah, kok masih pakai yang begitu. Ah tidak Nen” sergah Sarobi

Namun, entah jurus apa yang dipakai Senen akhirnya Sarobi termakan rayuan mautnya Senen. Malam harinya mereka berdua mendatangi rumah“wong pinter” seraya membawa perbekalan yang diperlukan sebagai syarat dan satu meter kain putih yang akan “diisi” dijadikan media sebagai pager awak.

“Begini Mbah, kami kemari, pertama mau minta pager awak dan yang kedua minta supaya besok kami bisa menang dan menjadi juara dalam pertandingan, dan ini kain mohon “diisi” malam ini.”

“Wah kalau satu malam ya nggak bisa, paling tidak tiga hari tiga malam baru bisa terisi, sukur tujuh hari tujuh malam baru saya jamin, tapi kalau cuma satu malam saya nggak sanggup ngisi” ujar Mbah Dukun

“Tapi kami mainnya besok Mbah, kalau tiga malam tentu besok kami nggak pakai “cekelan” (pegangan)”

“ Ya, kalau tidak begini saja, kain itu ditinggal dulu kamu saya pinjami ini” kata mbah dukun sambil memberikan sebuah cincin besi putih bermata batu akik hitam kehijau-hijauan.

“ Terimakasih Mbah lantas syarat dan pantangannya apa Mbah”

“Pantangannya, tidak boleh dipakai ditangan kiri dan ketika mau buang air kecil maupun besar, harus dibuka dan diletakkan, jangan dimasukkan saku atau dipegang”

“Baik Mbah akan saya ingat-ingat”

“Dan satu lagi....jangan sampai kelangkahan”

“Terimakasih Mbah atas pinjamannya, besok selesai bertanding akan segera saya kembalikan”

Kembali ke cerita awal ketika pertandingan belum dimulai. Pada saat petugas memeriksa pemain dari benda-benda yang mencurigakan, Sarobi langsung membuka cincin pinjaman Mbah Dukun dari jarinya lantas dikulumnya dibawah lidah. Namun setelah petugas selesai memeriksa, Sarobi lupa tidak memakainya kembali, cincin itu masih tetap dikulum hingga akhirnya insiden itu terjadi.

Baru berjalan 15 menit Sarobi sudah bisa menguasai bola, bolapun sepertinya enggan lepas dari kaki Sarobi tiba-tiba dari belakang, Ngatijo pemain handal Sungai Tanduk merebut bola yang digiring Sarobi, Sarobipun tidak kalah gesit dari Ngatijo, Sarobi tidak rela bolanya direbut Ngatijo dikejarlah Ngatijo dan....aneh ... tiba-tiba “Hrrrrgggghhllllhhgh...akhhrrrrhhh.....gedebruukkk” Sarobi jatuh terlentang padahal tidak ada yang menyentuhnya sama sekali.

Terjadilah kepanikan di klub Generator Sarobi dibawa keluar lapangan oleh beberapa teman Sarobi dibaringkan dilantai Pabrik (lapangan bolanya memang tepat disamping Pabrik).

“ Akgllllgghhh.....ghrrrllliiithhhoookkllllluuuu...thgrooolllonngggh.....kgggrrhhg” tidak jelas entah apa yang di ucapkan Sarobidengan mata melotot tidak berkedip sambil memegang lehernya sendiri.

Akhirnya ya itu tadi Senen mengambil inisiatif (Senen sudah menaksir ini pasti ulah si jimat itu) langsung memukul tengkuk Sarobi dan..hgrroooaakk....klothak....batu hitam ke hijau-hijauan sebesar biji salak yang diberi emban besi putih meluncur dari mulut sarobi.Seandainya batu itu tak ada embannya mungkin batu itu sudah tertelan.

“Terimakasih Nen sudah menyelamatkan saya dari cekikan maut sang jimat”.(Dipukul kok malah terimakasih)

“Saya minta maaf juga Bi ini gara-gara kamu saya paksa pakai rangkepan malah isterimu hampir menjadi janda”

-------------------------------------------------

Cerita ini nyata bukan fiksi, sesuai penuturan yang bersangkutan dan nama-nama tokoh dalam cerita inipun tidak disamarkan.

Jika main bola pakai jimat bisa menyebabkan kemenangan, Indonesia bisa menjadi juara dunia dan tidak perlu memakai jasa pelatih yang bayarannya mahal.

Maksudnya mau mencari selamat, malah hampir mati dicekik jimat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun