Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buat Wapres Kok Coba-coba

16 Maret 2018   16:17 Diperbarui: 16 Maret 2018   16:27 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.wikiwand.com

Ada sebuah iklan minyak angin di televisi bunyinya begini:" Buat Anak Kok Coba-coba". 'Buat' disini maksudnya pasti untuk, bukan bikin, sebab kata lain dari buat juga bikin. Maksud iklan itu, untuk (bukan bikin) anak jangan sembarangan, pilih sesuatu yang berkualitas, sebab kulit anak atau bayi masih peka, kalau sembarangan memilih minyak kulit anak atau bayi anda bisa iritasi atau mungkin melukai kulit anak atau bayi. Coba jika saja kita ganti kata buat dengan bikin, jadinya " Bikin Anak Kok Coba-coba", hehehehe.....lucu ya.

Judul tulisan ini beda dengan iklan yang saya sebut tadi. Buat disini maksud saya bikin, jadi "Bikin Wapres Kok Coba-coba". Ini sekadar pendapat atau harapan. Boleh to rakyat biasa berpendapat atau lebih tepatnya berharap, masak nggak boleh.

Tinggal mendaftar di KPU saja Jokowi hampir pasti dicapreskan atau diusung  kembali oleh lebih lima partai politik pada capres-cawapres 2019-2024. Namun untuk cawapresnya yang agak riuh, saya memilih kata riuh ketimbang gaduh. Kata gaduh berkonotasi negatif, sedangkan riuh berarti suasananya riang dan gembira.

Bagaikan serbuk besi dekat magnet, melihat elektabilitas Jokowi yang semakin melejit karena kinerjanya Jokowi, partai politik yang baru maupun yang lama gembrudug ingin medukung (baca:bergabung) dengan Jokowi. Boleh-boleh saja bergabung atau berkoalisi yang penting (menurut pendapat saya) jangan ada pamrih syarat-syarat tertentu. Misalnya kami mau mendukung Jokowi asalkan kader kami yang jadi cawapresnya. Atau kami mau mendukung Jokowi tapi syaratnya ada dua atau lebih kader kami dijadikan menteri. Itu namanya bukan mendukung tapi justru membuat bingung Jokowi. Jangan bingung Pak Jokowi, gunakan hak prerogatif Anda.

Sekarang partai-partai politik dan tim sedang menggodok atau mencari sosok atau kriteria siapa yang pantas menjadi cawapresnya Jokowi. Ada yang sudah pagi-pagi merasa layak menjadi pendamping Jokowi. Ada partai-partai yang mengatakan ketua umum kami yang layak menjadi cawapresnya Jokowi. Namun ada juga yang tulus mendukung Jokowi tanpa syarat bahkan jauh-jauh hari sebelum partainya Jokowi mendeklarasikan.

Kalau boleh urun rembug (berharap) untuk kriteria cawapres 2019-2024,  jangan ganggu menteri-menteri yang sudah mapan pada bidangnya, misalnya Srimulyani, Susi Pujiastuti, Retno Marsudi dan Rini Soemarno (bila perlu angkat kembali menjadi menteri) pada periode berikutnya, tentunya bila Jokowi terpilih kembali menjadi Presiden.

Jangan pilih cawapres dari kader atau ketua partai pengusung atau pendukung, bisa kacau, partai pendukung yang tidak terpilih akan iri dan pasti akan membuat ulah.  Jangan pilih cawapres yang jumawa merasa bisa, tapi pilihlah cawapres yang bisa merasa. Aja rumangsa bisa nanging bisoa rumangsa. Wah kalau ini saya pilih Mahfud MD, besrsih, cerdas, toleran, religius, tidak ambisius dan pasti elektabilitasnya tinggi. Buat Wapres Kok Coba-coba.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun