Jika Anda takut menikah karena merasa trauma, misalnya orangtua Anda memiliki pernikahan yang tidak berjalan baik, pahamilah bahwa setiap pernikahan itu berbeda.
Bukan berarti Anda akan menjalani nasib serupa hanya karena memiliki orangtua yang bercerai. Sangat banyak pernikahan yang harmonis dan bahagia hingga akhir hayat, bahkan hingga ke surga.
Apabila Anda khawatir pernikahan Anda kelak akan berakhir pada perceraian, coba pikirkan dari sekarang tindakan apa yang bisa Anda lakukan agar hal itu tidak terjadi. Bayangkan semua skenario yang Anda takutkan, lalu carilah solusi dan cara terbaik menghadapi situasi tersebut, untuk tidak terjadi, atau untuk membuatnya menjadi lebih baik.
Anda harus mengerti bahwa perceraian memang memiliki prosentase yang tinggi, mungkin sekitar 20 %. Itu berarti ada 80 % pernikahan yang berhasil, dan Anda harus fokus kepada keberhasilan tersebut.
Jadi sangat berlebihan ketakutan Anda, bukan? Sebagian besar orang ---apalagi di Indonesia, hidup bersama keluarga yang bahagia. Persoalan dan pertengkaran, bukanlah hal yang menghilangkan kebahagiaan hidup berumah tangga.
Terimalah Ketidaksempurnaan Pernikahan
Berikutnya, sadari sepenuhnya bahwa pernikahan tidak bisa berjalan sempurna setiap harinya. Anda bukan orang yang sempurna, begitu juga pasangan Anda.
Rumus pernikahan bahagia, bukanlah seorang lelaki sempurna menikah dengan seorang perempuan sempurna. Pernikahan bahagia muncul dari lelaki yang biasa saja, menikah dengan perempuan yang biasa saja, kemudian mereka berdua berproses menuju kondisi yang lebih baik, bersama-sama.
Pada saat akan menikah, jangan berpikir untuk menunggu hadirnya sosok calon pasangan sempurna yang bisa memb bahagiakan Anda sepanjang kehidupan berumah tangga. Orang seperti yang Anda bayangkan itu tidak ada. Ya, tidak ada.
Sosok sempurna itu hanya ada dalam novel cinta, telenovela, serta sinetron Indonesia serta drama Korea. Mungkin pula hanya ada dalam mimpi.
Sesuaikan Ekspektasi Anda
Oleh karena pernikahan itu tidak pernah sempurna, maka Anda harus menyesuaikan ekspektasi. Pernikahan memerlukan kesungguhan dari dua pihak --suami dan istri-- untuk melakukan dan memberikan hal terbaik untuk diri sendiri dan pasangan.
Jika ekspetasi Anda tentang pernikahan terlalu tinggi, Anda akan cepat merasa sedih dan kecewa saat apa ekspektasi itu tidak terjadi. Bukan berarti tidak boleh memiliki harapan, akan tetapi bersiaplah untuk menghadapi segala keadaan. Sediakan ruang yang cukup dalam diri Anda untuk menerima segala yang tidak sesuai harapan. Miliki kemampuan untuk menampung berbagai hal yang tak diharapkan.