Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obsesi Laki-laki

4 November 2022   17:16 Diperbarui: 4 November 2022   17:22 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi by Canva

Catatan Laki-laki (6)

Sejak masih muda belia, setiap laki-laki telah menyimpan keinginan yang kuat. Bahwa pada suatu ketika nanti, ia ingin membahagiakan perempuan yang dicintai. Ini menjadi obsesi yang tersimpan di lubuk hati terdalam. Sejak sebelum menikah, ia telah berjuang untuk memiliki penghasilan yang memadai.

Obsesi ini yang menyebabkan banyak laki-laki merasa belum siap menikah ketika belum memiliki penghasilan yang (menurutnya) memadai. Karena khawatir tidak bisa membahagiakan istri dan anak-anak kelak.

Setelah menikah, laki-laki berjuang keras agar bisa membahagiakan istri --perempuan yang dicintainya. Ia mulai menjalankan obsesinya. Perempuan yang dicintai itu telah ada di sampingnya. Ia sangat ingin membahagiakannya.

Ia bekerja dan berusaha sekuat tenaga demi mendapatkan penghasilan yang bukan saja mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Namun bisa mengajak istri tercinta jalan-jalan, atau memberikan fasilitas yang diinginkan sang istri.

Ketika laki-laki mulai mendapatkan penghasilan, dengan bangga ia berikan penghasilan itu kepada sang istri. Tampak wajah bahagia istri karena merasakan cinta yang tulus dan tanggung jawab besar sang suami. Melihat istri bahagia adalah kebahagiaan tiada terkira pada laki-laki.

Semua lelah dan jerih payah yang dilakukan, terbayar oleh kegembiraan sang istri. Raut muka dan ekspresi bahagia sang istri melecut semangat suami. Ia berjanji dalam hati untuk bekerja lebih keras lagi, agar semakin banyak kebahagiaan bisa diberikan kepada sang istri.

Respon bahagia istri yang terpancar dengan tulus, telah menempatkan laki-laki pada posisi pahlawan. Laki-laki bangga dan bahagia, dirinya bisa menjadi pahlawan keluarga. Dirinya makin bangga, saat sang istri menceritakan kebaikan dirinya kepada orangtua dan mertua.

Laki-laki menjadi merasa sangat berarti. Ia merasa benar-benar bermakna, benar-benar diterima, benar-benar mampu membuat istrinya bahagia. Pada titik ini, sang istri telah berhasil membuat sang suami bahagia bersamanya.

Di saat yang sama, sang istri telah berhasil menaklukkan hati suami. Mereka menjadi semakin saling mencinta dan menyayangi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun