Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Memutus Penularan Kejahatan dari Dalam Rumah

20 Agustus 2022   06:38 Diperbarui: 20 Agustus 2022   06:56 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.muslim.sg/

"The stunning transmission of criminality from parents to kids doesn't mean that some families are cursed to an eternity of crime: There's no immutable 'crime gene' that's passed down from generation to generation" (Fox Butterfield, 2018).

Kisah keluarga Bogles yang 'sukses' mentransmisikan kejahatan dalam satu keluarga, bukan berarti bahwa kejahatan ayah atau ibu pasti menular kepada anaknya. Kejahatan bukanlah penyakit keturunan atau penyakit bawaan. Masing-masing orang berhak memilih dan menentukan jalan hidupnya.

Simak kembali proses transmisi kejahatan dalam keluarga Bogle di postingan sebelumnya. Sebuah keluarga besar yang sekitar 60 anggotanya terkontaminasi dengan masalah hukum karena kejahatan yang mereka lakukan.

"Penularan kriminalitas yang menakjubkan dari orang tua ke anak-anak," ujar Fox Butterfield, "tidak berarti bahwa beberapa keluarga dikutuk menjadi kejahatan abadi. Sebab tidak ada 'gen kejahatan' abadi yang diturunkan dari generasi ke generasi". Setiap keluarga bisa mengupayakan agar transmisi kejahatan tidak terjadi atau tidak berlanjut dalam rumah mereka.

Seorang hakim di Oregon, Albin Norblad, menyatakan, penjara bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi kejahatan yang berkembang dalam keluarga. "Ketika pengadilan mencoba menangani keluarga seperti Bogles, kami selalu kalah," ujar Norblad yang telah memimpin banyak pengadilan kriminal keluarga Bogles.

Norblad melihat, keputusan menghukum keluarga Bogles dengan penjara yang lama adalah pemborosan uang pembayar pajak. Negara harus menghidupi mereka selama dalam penjara. "Kami membutuhkan solusi lain," ujar Norblad. Ia memikirkan langkah solusi "untuk memisahkan anggota keluarga Bogle agar mereka tidak terus menginfeksi diri mereka sendiri."

Ashley Bogle, salah seorang cucu Rooster Bogle, adalah contoh salah seorang anggota keluarga Bogle yang tidak tertular kejahatan. Ia memilih jalan hidup sendiri, yang berbeda dari keluarga besarnya. Ia menolak penularan kriminal keluarga Bogle berlaku pada dirinya.

Ashley anak yang cerdas, mendapatkan nilai A di sekolah menengah, lulus dari perguruan tinggi pada tahun 2016, dan mendapatkan pekerjaan sebagai teknisi rekam medis. Ia menjalani kehidupan secara normal dan baik sebagaimana warga negara lainnya.

Meskipun, perjalanan harian Ashley ke tempat kerja harus melewati Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Oregon, tempat kakeknya dan begitu banyak keluarga Bogle menjalani hukuman penjara. Ia akan selalu melihat tempat itu sebagai 'museum' kejahatan keluarganya.

Bahan Bacaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun