Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Sebaik-baik Menantu Adalah Alumni UNY"

16 Mei 2022   09:30 Diperbarui: 16 Mei 2022   09:33 16838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sebaik-baik menantu adalah alumni UNY", ini ungkapan saya hampir sepuluh tahun lalu, dalam sebuah postingan di instagram. Saat itu, seorang alumni UNY bertemu saya dan menceritakan dirinya sedang berproses menuju pernikahan.

Ada suasana kegalauan dan kegelisahan yang dirasakan Ia meminta satu kalimat dari saya yang akan membuat dirinya lebih percaya diri saat menghadap calon mertua nanti. Maka muncullah kalimat tersebut, yang saya berikan kepada dirinya. Ajaib, ia menjadi sangat percaya diri. Kini, ia telah dikaruniai dua buah hati.

Sang mertua dengan bahagia menyatakan, "Benar kalimat Pak Cah itu. Saya merasakannya". Alhamdulillah. Ayah dan ibu mertua sangat bahagia memiliki menantu alumni UNY.

Kemaren, Ahad 15 Mei 2022, saya berkesempatan hadir memberi tausiyah pernikahan Muhammad Rizki Maulana dan Inuoi Widhi Hakiki, di Wonogiri, Jawa Tengah. Keduanya adalah alumni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), pada tingkat atau tahun yang sama. Sama-sama alumni UNY.

Saya kembali teringat dengan kalimat yang pernah saya sampaikan bertahun lalu itu. Apakah kalimat itu masih berlaku? Semoga saja masih tetap berlaku.

Pengantin yang saya berikan tausiyah ini adalah alumni UNY. Lelaki salih dan perempuan salihah. Mereka berdua tidak pacaran. Inuoi, perempuan muslimah asli Wonogiri. Bukan manusia gurun, namun selalu menutup aurat dengan rapi. Maulana, lelaki salih asli Magelang. Bukan manusia padang pasir, namun selalu menjaga diri dalam pergaulan.

Meski kuliah pada angkatan yang sama, namun secara usia, Inuoi sedikit lebih tua dibanding Maulana. Teman-teman kuliah melihat mereka berdua adalah sosok yang berbeda. Maulana cenderung pemalu dan pendiam. Inuoi cenderung berani dan supel dalam pergaulan.

Dengan perbedaan usia dan perbedaan karakter di antara mereka, bisakah membangun keluarga harmonis dan bahagia? Bagaimana caranya?

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Cinta Adalah Hasrat untuk Memberi

Seorang mahasiswa pernah bertanya kepada saya, "Baik yang mana, menikah dengan seseorang yang sama karakternya dengan kita, atau justru yang nyata berbeda?" Saya sampaikan jawaban, bahwa keduanya bisa baik atau bisa pula tidak baik. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Demikian pula, seorang mahasiswi pernah bertanya kepada saya, "Pilih mana, menikah dengan lelaki yang lebih tua, lebih muda atau sama usianya dengan kita?" Jawaban saya pun sama, bahwa ketiganya bisa baik atau bisa pula tidak baik. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Tentang perbedaan usia. Kita mendapat contoh langsung dari Nabi saw, bahwa ada istri beliau yang lebih tua, dan ada pula istri beliau yang lebih muda. Khadijah lebih tua secara usia, dan kehidupan rumah tangga beliau aman sentosa serta bahagia. Aisyah lebih muda secara usia, pun rumah tangga beliau damai sentosa dan bahagia.

Tentang perbedaan karakter. Pada dasarnya tak ada manusia yang karakternya sama persis dalam segala sesuatu. Setiap manusia itu unik. Pasti ditemukan perbedaan karakter antara satu orang dengan orang lainnya. Tak mungkin ada dua orang yang memiliki kesamaan karakter sepenuhnya.

Maka perbedaan usia, perbedaan karakter, perbedaan sifat, perbedaan latar belakang, perbedaan status sosial, perbedaan pendidikan, perbedaan asal daerah, perbedaan suku atau ras, perbedaan kebiasaan, tidak akan menjadi persoalan dalam membangun kehidupan rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah. Syaratnya, mereka berdua selalu berorientasi untuk menghadirkan cinta dalam sepanjang kehidupan berumah tangga.

Cinta tidak mempersoalkan usia. Cinta tidak memandang kasta. Cinta tidak meributkan suku bangsa. Cinta tidak mensyaratkan kesamaan karakter.

Karena cinta itu artinya memberi, bukan menuntut diberi. Wujud tertinggi dari cinta, menurut Erich Fromm dalam The Art of Loving, adalah hasrat untuk memberikan yang terbaik bagi orang yang dicintai. Karakter aktif dari cinta adalah memberi, bukan meminta atau menuntut.

Sepanjang Maulana dan Inuoi selalu menumbuhkembangkan hasrat untuk memberikan yang terbaik kepada pasangan, mereka akan selalu bahagia selamanya. Bukan karena sama-sama alumni UNY dan sama-sama satu angkatan, serta sama-sama asli Jawa Tengah. Namun karena sama-sama memiliki hasrat untuk memberi, sebagai wujud cinta yang tertinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun