Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tetap Mesra dan Romantis Saat I'tikaf

29 April 2022   06:52 Diperbarui: 29 April 2022   06:54 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.alhaqeeqa.org/

Pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, terdapat amal yang dicontohkan oleh Nabi saw beserta istri dan para sahabat, yaitu i'tikaf di masjid. I'tikaf adalah menetap di masjid untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dari 'Aisyah ra, ia berkata,

-- --

"Nabi saw biasa beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadan hingga Allah mewafatkan beliau. Kemudian istri-istri beliau beri'tikaf setelah beliau meninggal dunia" (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172).

Kebiasaan Nabi saw dan para sahabat, ketika i'tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan benar-benar sepenuh waktu. Artinya, sepuluh hari dan sepuluh malam tinggal di masjid, tidak keluar dari masjid kecuali jika ada hajat yang tak bisa dilakukan di dalam masjid seperti keperluan toilet.

Ini berbeda dengan kebiasaan i'tikaf kebanyakan masyarakat Indonesia yang hanya menjalankan i'tikaf pada waktu malam, sekitar pukul dua hingga menjelang Subuh saja. Jadi, tidak full time. Tindakan seperti ini boleh dilakukan, dan tetap disebut sebagai i'tikaf sepanjang diniatkan untuk i'tikaf.

Tetap Mesra dan Romantis di Saat I'tikaf

Meskipun i'tikaf di zaman Nabi saw merupakan aktivitas ibadah penuh waktu, dan berpusat di dalam masjid, namun Nabi saw tetap berlaku romantis dan mesra terhadap istri beliau. Hal ini menjadi teladan penting bagi umat muslim hingga akhir zaman, bahwa ibadah i'tikaf tidak menghalangi kemesraan dan romantisme berumah tangga.

Ketika tengah i'tikaf, Nabi saw dan para sahabat berdiam diri di dalam masjid. Mereka melaksanakan ibadah di dalam masjid tersebut sepanjang sepuluh hari terakhir Ramadan. Nabi saw tidak keluar masjid, kecuali untuk hajat yang memang harus dilakukan di luar masjid.

Namun ternyata Nabi saw tetap menunjukkan sikap mesra dan romantis dengan istri. Di antaranya tampak dari kisah A'isyah berikut ini.

- - .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun