Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Strong Family, Usai Ramadan Makin Bersemi

26 April 2022   12:58 Diperbarui: 26 April 2022   13:03 2665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada sangat banyak pendekatan dalam pembahasan tentang keluarga. Semua memiliki kekhasan masing-masing dalam cara pendekatannya.

Salah satu cara pendekatan itu adalah "family strengths framework" yang memiliki paradigma berbeda dalam memandang keluarga. Family strengths framework lebih fokus kepada hal-hal positif yang dimiliki oleh keluarga sehingga mampu bertahan dalam berbagai masalah ataupun krisis yang dihadapi keluarga.

Pada dasarnya, model ini tidak mengabaikan masalah ataupun kesulitan yang dialami keluarga, namun lebih memfokuskan pada kekuatan yang dimiliki keluarga untuk membangun keluarga yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan (DeGenova, Stinnet & Stinnet, 2011; Olson & DeFrain, 2006). Pandangan ini bercorak positivistik dan optimistik dalam memandang keluarga, mengajak berpikir secara positif dalam mengupayakan kekuatan keluarga.

Konsep tentang family strengths pertama kali diteliti oleh Herbert Otto pada tahun 1962 dan dilaporkan dalam Important Notes About Family Strengths from Olson (2006). Otto mendefinisikan family strengths sebagai karakteristik secara sosial dan psikologis yang menciptakan rasa positif terhadap identitas keluarga, meningkatkan kepuasan dalam berinteraksi di antara anggota keluarga, dan mendorong perkembangan potensi masing-masing anggota keluarga (Wheeler, 2008).

Pada perkembangan selanjutnya, banyak ahli yang melakukan penelitian di ranah yang sama, antara lain Nick Stinnett dan John DeFrain (dalam DeGenova, Stinnet & Stinnet, 2011). DeFrain dan tim telah melakukan penelitian dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun yang melibatkan 200 peneliti, lebih dari 65 penelitian, lebih dari 3000 anggota keluarga, lebih dari 40 negara di seluruh benua.

Dari penelitian panjang yang telah dilakukan itu, Defrain mendefinisikan bahwa keluarga yang tangguh (strong family) adalah keluarga yang saling mencintai dan saling peduli satu sama lain. Keluarga seperti ini saling terhubung dan tergantung satu dengan yang lain, memiliki waktu berkualitas bersama pasangan, memiliki komitmen yang kuat, serta saling memberikan apresiasi dan afeksi.

Prinsip Dasar Keluarga Tangguh 

Dari serangkaian penelitian panjang, Defrain menemukan, ada banyak prinsip keluarga tangguh (strong family). Di antara prinsip keluarga tangguh menurut hasil studi Defrain (2019) adalah:

Prinsip 1 : Keluarga yang kuat merupakan hal penting untuk perkembangan komunitas dan budaya yang kuat. Sebaliknya, komunitas dan budaya yang kuat akan mempromosikan dan menjaga keluarga yang kuat

Hubungan keluarga, komunitas, dan budaya merupakan hubungan yang resiprokal. Apabila keluarga kuat, maka komunitas dan budaya menjadi kuat. Demikian pula, sebuah komunitas dan budaya yang kuat, memberikan pengaruh positif terhadap kekuatan keluarga yang ada di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun