Jadi bagaimana kita ngomongin tipe mertua? Mari saya ajak Anda membuat rumusannya.
Pertama, Positifkan Cara Pandang
Nomer satu dan sebelum segala sesuatu, positifkan dulu cara pandang kita. Sebagai menantu, tujuan membahas tipe mertua adalah untuk evaluasi dan memperbaiki diri. Untuk melakukan usaha mewujudkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, dalam interaksi dengan mertua.
Jika cenderung mencari-cari kekurangan mertua, yang akan muncul hanyalah kebencian dan permusuhan. Hindari mencari-cari kejelekan mertua, karena hal ini adalah bagian yang dilarang oleh agama. Al-Qur'an melarang kita untuk mencari-cari kesalahan orang lain --apalagi mertua.
Kedua, Pahami Tak Ada Manusia Sempurna
Ada yang membagi mertua menjadi beberapa tipe, seperti mertua perhatian, mertua dingin, mertua sabar, mertua penurut, mertua mata duitan, mertua pilih kasih, mertua penyayang, dan lain-lain. Misalnya ketika mertua Anda bertipe dingin, apakah berarti tidak mungkin untuk memiliki sifat penyayang?
Demikian pula sebaliknya, jika mertua Anda bertipe mata duitan, apakah tidak mungkin bersifat perhatian? Jika mertua Anda sabar, apakah tidak mungkin memiliki sifat dingin? Logikanya, tidak mungkin manusia itu memiliki sifat tunggal. Selalu ada sifat-sifat gabungan.
Jadi, kalau memilih tipe adalah bentuk multiple choice di mana hanya ada satu jawaban yang benar, ini potensial semakin merusak hubungan menantu - mertua. Oleh karena itu, jangan membuat pilihan yang hanya ada satu jawaban benar. Kita bikin pilihan tipe-tipe kebaikan, agar pikiran kita fokus kepada sisi kebaikan mertua.
Ketiga, Fokuslah Menemukan Kebaikan Mertua
Jika menantu mencari-cari kekurangan dan kelemahan mertua, yang akan didapatkan hanyalah ketidaknyamanan. Misalnya mengatakan, mertuaku pelit, atau mertuaku galak, atau mertuaku mata duitan. Seakan tak ada sisi kebaikan mertua sama sekali, karena hanya boleh memilih satu.
Untuk itu, saya mengajak Anda semua para menantu, untuk menemukan sebanyak mungkin sifat-sifat kebaikan mertua. Abaikan dulu kekurangan dan kelemahannya, karena semua orang pasti punya itu. Anda sebagai menantu juga punya kekurangan dan kelemahan. Tak ada manusia bebas dari kekurangan, kelemahan dan kesalahan.