Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Survei Menunjukkan, Masih Banyak Ibu Mertua yang Baik

5 Agustus 2021   13:26 Diperbarui: 5 Agustus 2021   13:50 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.brides.com/

Dari sisi menantu perempuan, sebagian memiliki pandangan negatif terhadap ibu mertua mereka. Sebanyak 23,9 persen menganggap ibu mertua sebagai musuh, dengan 12,9 persen menganggap sebagai "musuh langsung".

Berarti, mayoritas menantu perempuan memiliki persepsi yang baik-baik saja terhadap ibu mertua. Jumlah 23,9 % yang memusuhi ibu mertua, lebih besar dibandingkan dengan 10 % ibu mertua yang memusuhi menantu perempuan. Permusuhan lebih banyak dimunculkan dari pihak menantu, bukan dari mertua.

Apa yang menyebabkan konflik? Sebagian besar penyebab adalah "nasihat yang tidak diminta". Hampir 60 persen mertua perempuan mengaku bahwa mereka memberikan nasihat kepada menantu perempuan mereka, tanpa diminta, tentang berbagai "mata pelajaran".

"What's causing the friction? Most of the time, it seems to be unsolicited advice. Almost 60 percent admit they give their daughters-in-law advice, without being asked, about a variety of subjects" (Reader's Digest, 2019). 

Kecerewetan ibu mertua yang merasa serba lebih tahu, dan memberi berbagai nasihat tanpoa diminta, telah membuat suasana tidak menyenangkan. Menantu perempuan merasa dianggap tidak mengerti apa-apa, merasa dilecehkan kepandaiannya, sehingga diam-diam mereka membenci ibu mertua.

Seorang ibu mertua berkata, "Saya memberi nasihat tentang uang, anak-anak, pekerjaan, liburan, mobil, warna handuk, hadiah Natal, penataan rumah, makanan, acara TV apa yang harus ditonton, kapan mereka perlu memotong rumput di halaman, mencuci mobil, memotong rambut, dan lain-lain."

Ibu mertua melakukan itu tanpa merasa bersalah sama sekali. Mereka memberikan ceramah atau kuliah rutin tentang segala sesuatu. Pagi, siang, sore dan malam, setiap ketemu menantu, langsung memberikan kuliah umum.

Sementara, beberapa mertua perempuan memang pantas mendapatkan julukan "monsters-in-law." Seorang ibu mertua mengakui, "Aku harus mengendalikan menantu perempuanku." Tipe ini lebih ganas dan lebih jahat, karena bukan sekedar cerewet memberi kuliah. Namun ada tindakan jahat yang membuat menantu tersiksa.

Hubungan Baik Menantu - Mertua

Pada beberapa kalangan ibu mertua yang mengalami konflik dengan menantu perempuan, ada masa di mana mereka baik-baik saja. Dalam kondisi hubungan yang tengah baik, ibu mertua memuji menantu perempuan mereka. Pujian biasanya berkisar pada pengakuan bahwa menantu perempuan mereka telah menjadi "ibu yang hebat" dan telah menjadi "sahabat yang baik" bagi dirinya.

Pada saat hubungannya baik, menantu perempuan juga terbiasa memuji ibu mertua mereka. Pujian biasanya pada pengakuan bahwa ibu mertua telah menjadi "nenek yang luar biasa", "teman yang sudah lanjut usia", "perempuan yang sangat bijaksana dan luar biasa" dan karena "dia membela saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun