Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lima Sikap Mulia Mertua, Memang Sulit Semua

3 Agustus 2021   14:28 Diperbarui: 3 Agustus 2021   14:50 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka bicara kotor dan suka bicara jorok" (HR. Tirmidzi, dishahihkan Syaikh Al Albani).

Jika mengingatkan menantu, lakukan dengan cara yang baik. Memberi peringatan dengan perkataan yang lemah lembut, adalah perintah Al-Qur;an. Bahkan ketika peringatan itu untuk penguasa yang zalim seperti Fir'aun, "Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut" (QS. Thaha : 44).

Salah satu cara mengingatkan adalah pada saat sendirian, bukan di depan orang banyak. Bicara dengan menantu berdua saja, dari hati ke hati. Jangan mengingatkan di depan saudara-saudara atau anak-anak yang lain.

Imam Asy Syafi'i berkata, "Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri. Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya" (Diwan Asy-Syafi'i).

Ibnu Rajab berkata: "Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka mereka menasehatinya secara rahasia. Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya" (Jami' Al 'Ulum wa Al Hikam).

Ibnu Hazm Al Andalusi mengatakan, "Jangan engkau menasehati orang dengan mempersyaratkan harus diterima nasehat tersebut darimu. Jika engkau melakukan perbuatan berlebihan yang demikian, maka engkau adalah orang zalim, bukan orang yang menasehati" (Al Akhlaq was Siyar fi Mudawatin Nufus).

A -- Ajak menantu melakukan kebaikan

Ada kisah Nabi saw membangunkan Ali sebagai menantu untuk melakukan shalat tarawih pada malam hari bulan Ramadhan. Ini adalah contoh bagaimana mertua berusaha mengajak menantu melakukan aktivitas kebaikan.

Jika menantu belum rajin melakukan ibadah, ajaklah untuk semakin rajin ibadah. Jika menantu belum terbiasa mengikuti kegiatan pembinaan diri, ajaklah agar senang mengiktui program pembinaan. Itu semua adalah cara mertua berinteraksi secara beradab dengan menantu.

Ketika ada hal penting terkait dengan keluarga besar, ajak menantu untuk membahas dan mengambil peran. Menantu akan bisa memberikan back up yang lebih tepat apabila mertua melibatkan menantu dalam pembahasan. Bukan hanya sekedar menerima keputusan.

Ajakan mertua akan lebih bisa diterima apabila dilakukan dengan persuasif. Bukan mengandalkan kepada perintah atau instruksi, namun lebih mengutamakan edukasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun