Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lima Sisi Spiritualitas Mertua, Anda Wajib Punya

24 Juli 2021   07:23 Diperbarui: 24 Juli 2021   07:38 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nabi saw adalah contoh manusia yang sangat dekat kepada Allah. Semua urusan kehidupan beliau, selalu dikembalikan kepada Allah. Maka Allah mudahkan beliau dalam mengerjakan berbagai tugas peradaban.

Coba perhatikan kondisi Nabi Muhammad saw, yang mudah mendapatkan pertolongan Allah, sehingga urusan beliau menjadi mudah dan ringan. Seberat apapun tugas-tugas dan beban kehidupan beliau, semua dimudahkan Allah. Hati menjadi lapang dan tenang.

"Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu, dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap" (QS. Al-Insyirah : 1 -- 8).

Lima Sisi Spiritualitas Mertua

Untuk menjadi mertua yang dirindu menantu, diperlukan penguatan spiritualitas. Sisi spiritual yang layaknya dimiliki mertua, antara lain:

  • Menjalani hidup dengan benar

Mertua adalah salah satu sosok yang berposisi sebagai contoh teladan bai anak dan menantu, serta cucu-cucu. Maka hendaknya mampu menjalani hidup dengan benar. Berikan contoh yang baik untuk keluarga, agar mereka juga menjalani hidup dengan benar.

Bagi manusia Indonesia, standar kebenaran yang utama adalah ajaran agama. Ini karena Indonesia melandaskan pada Pancasila, yang berketuhanan yang Maha Esa. Kehiudpan yang benar, artinya sesuai dengan ajaran agama. Melakukan aktivitas hidup yang dituntunkan agama, serta meninggalkan hal-hal yang dilarang agama.

Hal ini berlaku untuk berbagai sisi kehidupan. Bukan hanya rajin menjalankan ibadah --seperti rajin ke masjid, rajin ke gereja, rajin ke pura, dan lain sebagainya. Namun juga terkait dengan aktivitas mencari rejeki, pekerjaan, hobi, organisasi, kemasyarakatan, dan lain sebagainya.

  • Berprasangka baik kepada Allah

Mertua yang dirindu menantu adalah mertua yang selalu husnuzhan kepada Allah. Hati dan pikirannya selalu yakin, bahwa pemberian dan ketetapan Allah adalah terbaik bagi hambaNya.

Berbagai kejadian dalam kehidupan sehari-hari mampu disikapi dengan tepat, jika berprasangka baik kepada Allah. Misalnya ketika mertua menemukan kondisi menantu yang tidak sesuai harapan --apalagi : jauh dari harapan, ia akan membangun prasangka baik kepada Allah.

Dalam pikiran mertua, Allah hadirkan menantu seperti ini ke rumahku, supaya aku bisa mengajak dan menguatkannya dalam kebaikan. Jika ia menjadi menantu di rumah orang lain, mungkin akan semakin jauh dari kebaikan. Mertua merasa mendapat tugas untuk mengondisikan menantu agar lebih baik dari waktu ke waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun