Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

60 Persen Menantu Perempuan Konflik dengan Ibu Mertua, Kok Bisa?

16 Juli 2021   08:02 Diperbarui: 18 Juli 2021   17:11 4759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ketegangan paling sensitif antara menantu perempuan dengan ibu mertua adalah tekanan untuk segera memiliki anak | freepik

According to Cambridge University psychologist Terri Apter, three out of four couples "experience significant conflict with their in-laws," with the mother-in-law (MIL) / daughter-in-law (DIL) relationship the trickiest --Yvonne K. Fulbright (2013)

Apakah Anda hidup rukun dan damai dengan ibu mertua Anda? Jika "iya", selamat, Anda adalah sedikit dari menantu perempuan yang beruntung di muka bumi ini. Jika "tidak", bersabarlah, karena ada banyak perempuan lain yang bernasib sama dengan Anda. Tidak percaya?

Terri Apter, psikolog dari Universitas Cambridge menyatakan, tiga dari empat pasangan mengalami konflik yang signifikan dengan mertua mereka. Lebih spesifik lagi, ini adalah problem antara ibu mertua dengan menantu perempuan.

In her book "What Do You Want from Me? Learning to Get Along with In-Laws", Apter shares that over 60 percent of women --- versus just 15 percent of men --- report having a negative relationship with their significant other's mom --Yvonne K. Fulbright (2013)

Simpulan studi ini ditulis oleh Terri Apter dalam buku berjudul "What Do You Want from Me? Learning to Get Along with In-Laws". Melalui buku itu, Apter melaporkan bahwa lebih dari 60 persen perempuan, memiliki hubungan buruk dengan ibu mertua mereka. Sementara hanya 15 persen laki-laki yang menyatakan memiliki hubungan buruk dengan mertua.

Ada banyak deskripsi yang digunakan oleh menantu perempuan dalam mengungkapkan kondisi hubungan mereka dengan ibu mertua. Yang sangat banyak muncul adalah "tegang", "tidak nyaman", "menjengkelkan", "menyedihkan", "menguras tenaga", dan "sangat mengerikan".

Terri Apter menemukan, keluhan menantu perempuan yang paling sering ditemukan adalah, ibu mertua mereka sombong, suka memaksakan kehendak, dan tidak menghormati privasi. Banyak menantu perempuan merasakan keluhan itu, sehingga berdampak memperburuk hubungan dengan ibu mertua.

The most typical complaint DILs have of their MILs is that they are overbearing, pushy, and disrespectful of boundaries --Yvonne K. Fulbright (2013)

Ternyata banyak perempuan yang merasa bahwa ibu mertua mereka sombong, suka memaksakan kehendak serta tidak menghormati privasi. Suasana seperti ini ketika terjadi dalam waktu lama, akan menyebabkan stres terhadap menantu.

9 Sebab Konflik Mertua -- Menantu

Selanjutnya, Terri Apter menyebutkan sembilan sebab yang memicu konflik mertua dengan menantu. Untuk hal ini berlaku secara umum, baik menantu perempuan maupun menantu laki-laki.

Tekanan untuk memiliki anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun