Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mumpung Ramadhan, Miliki Self Awareness

16 April 2021   07:26 Diperbarui: 16 April 2021   07:29 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : www.khalilcenter.com

Self awareness atau kesadaran diri adalah pengenalan yang mendalam dan menyeluruh, serta perhatian terhadap diri sendiri, terkait kelebihan dan kekurangan, potensi dan hambatan, serta pengaruh lingkungan. Orang yang memiliki self awareness, cenderung mengenal secara jelas berbagai macam kondisi diri, baik berupa kekuatan maupun kelemahan.

Tasha Eurich menyatakan, "Research suggests that when we see ourselves clearly, we are more confident and more creative". Di sinilah salah satu jawaban yang bisa diberikan, mengapa pebisnis senior bisa terkalahkan oleh pebisnis baru. Ketika para pebisnis baru lebih memiliki self awareness, maka dirinya menjadi lebih percaya diri dan lebih kreatif.

Perhatikan fenomena di sekitar kita. Restoran yang sudah sangat lama berdiri dan terkenal, bisa kalah oleh restoran yang baru saja buka. Perusahaan yang sudah sangat besar, bisa kalah bersaing dengan perusahaan yang masih kecil. Guru yang sudah senior, bisa dikalahkan kemampuan mengajarnya oleh guru baru.

Gejala tersebut tentu ada sangat banyak penyebab dan penjelasannya. Namun salah satu poin penting yang menjadi penyebab, mengapa mereka yang sudah ahli dan ternama, bisa kalah oleh pendatang baru? Atau, mengapa pendatang baru bisa melejit meninggalkan mereka yang sudah senior? Penyebab itu bernama ma'rifatun nafs atau self-awareness.

Mengapa Gagal Memiliki Self Awareness?

Sangat banyak orang yang ternyata tidak memiliki self awareness. Menurut Dr. Tasha Eurich, ada tiga hal yang menyebabkan kondisi ini. Mari kita cermati, adakah ketiganya bersarang dalam diri kita?

  • Adanya blind spot

Setiap manusia memiliki titik buta atau blind spot dalam dirinya. Kita tidak akan mungkin mengenali diri kita seutuhnya. Ada bagian dari diri kita yang hanya bisa diketahui oleh orang lain. Menurut Tasha Eurich, hal ini karena sebagian besar perilaku kita telah bersifat otomatis, sehingga kita tidak selalu sadar dengan apa yang kita lakukan.

Ketika sebuah aktivitas sudah menjadi rutinitas harian, maka akan bertemu dengan blind spot dalam dirinya. Seseorang cenderung tidak bisa lagi mengetahui secara utuh kualitas aktivitasnya, karena terhalang oleh titik buta.

Ketika shalat sudah menjadi rutinitas, seseorang bisa gagal menilai kualitas shalatnya. Karena telah menjadi perilaku mekanis. Ketika tilawah sudah menjadi rutinitas, bisa membuat pelakunya merasa sudah benar dan sempurna. Kita memerlukan orang lain untuk mengoreksi dan memberikan masukan.

  • Gejala feel-good effect

Makin senior dan makin ahli seseorang, akan membuat dirinya merasa semakin berkualitas. Manusia akan merasa bahagia saat melihat sisi kelebihan dirinya. Pada kondisi itu, mereka akan cenderung fokus hanya pada kelebihan yang dimiliki, dan cepat merasa puas.

Bahkan para ahli ibadah bisa terjebak dalam feel-good effect ini. Ketika merasa sudah banyak ibadah, ketika merasa sudah banyak menjalankan ketaatan, ketika sudah menjauhi kemaksiatan, seseorang merasa sudah aman dan sudah baik. Manusia cenderung merasa cepat puas dengan kebaikan yang dilakukan, karena merasa sudah banyak beramal.

  • Terjebak cult of self

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun