Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Hidupmu Harus Berjuang

26 November 2020   14:18 Diperbarui: 26 November 2020   14:22 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wydiesti, dokumen pribadi

"Ketika hidupmu harus berjuang. sesungguhnya Allah tengah memberimu kesempatan untuk menjadi pemenang" (Wydiesti, 2020).

Apa yang ada dalam bayangan Anda ketika mendengar kata musibah? Mungkin Anda akan membayangkan keterpurukan, keputusasaan, kehancuran, dan yang semacamnya. Mungkin Anda benar, jika menyaksikan realitas manusia 'pada umumnya'.

Namun bayangan itu salah besar, jika Anda menyaksikan para salihin dan salihat. Musibah, ujian, bala' atau apapun istilahnya, disikapi dengan arif bijaksana oleh para salihin dan salihat. Mereka mampu memberikan makna yang selalu baik dan tepat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa musibah ialah kejadian atau peristiwa menyedihkan yang menimpa manusia. Inilah pengertian yang paling lazim dan paling sering digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Berlakunya musibah pada diri manusia, atau dalam skala besar seperti wabah corona yang menimpa masyarakat dunia akhir-akhir ini, adalah jenis kejadian yang bisa saja berlaku secara sama. 

Yang membedakan adalah bagaimana manusia memberikan makna atas musibah yang menimpa dirinya. Bagaimana musibah memberikan kebaikan dalam kehidupan manusia, dunia maupun akhirat. Inilah yang membuat manusia yang satu berbeda dengan manusia lainnya.

Memaknai Musibah

Bagi sebagian manusia, musibah adalah peristiwa yang benar-benar menyengsarakan dirinya, benar-benar menghancurkan kepribadiannya. Namun bagi sebagian manusia lainnya, musibah justru memberikan penguatan, kebaikan dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Ini terkait dengan cara pandang dan sikap manusia atas musibah yang tengah menimpa.

Sungguh mengherankan kondisi orang beriman. Musibah --yang pada sebagian manusia membuat mereka sengsara, namun bagi orang beriman, justru membuat mereka menjadi semakin mulia. 'Ajaban li amril mu'min! Nabi Saw telah memuji mereka.

"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya" (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Hibban).

Saya menemukan buku yang yang ditulis oleh seorang penyintas kanker. Mbak Wydiesti, penulis buku tersebut, mengabadikan kisah perjuangan yang luar biasa panjang dan melelahkan. Detail-detail peristiwa ditulis, untuk pembelajaran dan hikmah bagi kita semua. Agar bisa selalu bersyukur atas nikmat sehat, dan sabar apabila mendapat ujian sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun