Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Haiku, Puisi, Musim, dan Aku

31 Mei 2020   08:32 Diperbarui: 31 Mei 2020   08:40 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: sf.co.ua/id12878

Beberapa hari terakhir ini, di grup whatsapp peserta Kelas Menulis Online (KMO) Antologi Batch 6 / 2020, pada ramai membuat postingan Haiku. Semua ingin mencoba membuat Haiku dengan cara dan kreasinya masing-masing. 

Gara-gara, mbak Anita Mansyur ----salah seorang peserta, memosting Haiku yang dibuatnya. Dampaknya semua terkena dampak #AnitaSyndrome, berlomba membuat Haiku, dan bertahan beberapa hari. Sampai pagi ini, saya membuka grup, masih banyak postingan Haiku.

Para anggota grup whatsapp KMO Antologi 6 / 20 yang berjumlah 125 orang itu, di kelas tidak mendapat pelajaran tentang Haiku. Hanya gara-gara mbak Anita memosting Haiku, yang lain penasaran dan ikut mencoba membuatnya. 

Sangat beragam corak Haiku yang diposting peserta ---dan yang paling penting adalah, meniru pola 5-7-5 dalam pembuatannya. Tentang isi, menjadi sangat beragam sesuai selera masing-masing ---tampak kita kesulitan menghayati Haiku.

Mengapa kita sulit menghayati Haiku? Tentu saja ada sangat banyak alasan. Yang utama, adalah karena Haiku merupakan hal baru ---belum pernah dikenal sebelumnya. Maklum kalau masih mencoba-coba, tanpa penghayatan makna. Yang penting menghitung suku kata dengan pola 5-7-5. Alasan berikutnya adalah suasana alam dan musim yang sangat berbeda. Nah, di sisi inilah saya merasa perlu untuk memberi catatan ---Haiku selalu tentang musim dan alam.

Empat Musim di Jepang

Jepang adalah sebuah negara yang memiliki empat musim, yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin. Pada bulan Maret hingga Mei, Jepang memasuki musim semi. Bulan Juni hingga Agustus, adalah musim panas. Bulan September hingga November, adalah musim gugur. Bulan Desember hingga Februari adalah musim dingin.

Pemandangan musim semi Jepang yang paling eksotik adalah mekarnya bunga Sakura. Ohanami ---ritual menikmati musim bunga Sakura---selalu diadakan di titik lokasi mekarnya bunga Sakura di setiap wilayah. Pada musim gugur, terdapat keindahan yang memesona ---dedaunan pohon yang berubah warna menjadi kuning kemerahan. Ini menjadikan Jepang berubah warna.

Memasuki akhir Desember, suhu semakin menurun, udara menjadi amat sangat dingin. Suhu mencapai minus ---di bawah titik beku, pada bulan Januari hingga awal Maret. Di kawasan Hokuriku, Tohoku, dan Hokkaido, salju putih menumpuk. Pendek kata, di semua musim, selalu terdapat keindahan alam, dengan nuansa yang berbeda-beda, dan oleh karena itu menimbulkan perasaan serta emosi jiwa yang berbeda-beda.

Mungkin ----kondisi alam yang terkait perubahan musim inilah yang menjadi salah satu latar belakang hadirnya Haiku, puisi kuno Jepang yang memiliki ciri-ciri baku. Kita menjadi sulit menghayati kondisi perubahan empat musim ---karena negara kita tidak mengalaminya.

Mengenal Haiku, Puisi Kuno Jepang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun