Situasi dunia benar-benar dalam keadaan darurat. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh manusia sebelumnya. Awal tahun 2020 ini, semua memiliki rancana dan harapan kehidupan yang lebih baik. Banyak instansi, banyak pelaku usaha, memiliki target yang meningkat, berharap semakin baik usahanya. Tidak dinyana, virus kecil bernama corona sanggup melumpuhkan banyak negara, memporakporandakan banyak rencana.
Faktor penting menghadapi virus adalah imunitas, maka selain melakukan usaha mencegah dan melawan corona, harus disertai pula upaya peningkatan imunitas. Ada sangat banyak hal yang bisa meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia, salah satunya adalah kondisi kejiwaan yang positif. Orang yang selalu sedih, cemas, gelisah, resah, penuh kekhawatiran dan ketakutan, membuat daya imunitasnya turun bahkan bisa hilang. Orang dengan kondisi kejiwaan yang negatif seperti ini, mudah terserang penyakit.
Al Qur'an Melarang Bersedih
Salah satu kondisi kejiwaan yang membuat imunitas melemah adalah sedih. Manusia yang selalu diliputi oleh kesedihan, akan melemahkan daya tahan. Kesedihan hanya akan membawa kepada penurunan imunitas tubuh, membuat penyakit mudah menyerang manusia. Kesedihan juga tidak memberikan kekuatan bagi manusia untuk melakukan perlawanan terhadap bahaya yang mengancam, karena jiwanya lemah.
Di dalam Al Qur'an dijumpai beberapa ayat yang menyampaikan tentang kesedihan. Namun jika dicermati, kata-kata sedih dalam Al Qur'an semuanya hadir dalam konteks larangan atau kalimat negatif (peniadaan). Artinya, Al Qur'an melarang orang beriman untuk bersedih, atau menghendaki ditiadakannya kesedihan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim Aljauzi dalam kitab Madarijus Salikin.
Mari kita simak ayat-ayat tentang sedih yang berbentuk larangan. Allah Ta'ala berfirman:
"Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman" (QS. Ali Imran: 139).
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
"Dan janganlah kamu berduka cita (bersedih) terhadap mereka" (QS. An Nahl: 127).
Allah Ta'ala juga berfirman:
"Janganlah kamu berduka cita (bersedih), sesungguhnya Allah beserta kita" (QS. At Taubah: 40)