Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Delapan Pelajaran yang Sering Terlupakan

18 Maret 2020   16:06 Diperbarui: 18 Maret 2020   16:17 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: https://www.dailypioneer.com/

Musibah datang silih berganti. Ada yang berskala lokal, ada yang berskala nasional, bahkan di tahun 2020 kita dihadapkan musibah berskala dunia, dengan hadirnya virus corona. Apapun musibah yang menimpa manusia, selalu terkandung makna. Tidak ada satupun kejadian di alam semesta ini yang terjadi dengan sia-sia, semua pasti ada hikmahnya. Salah satu kewajiban manusia adalah mengambil hikmah terbaik, makna terbaik, dari setiap peristiwa,

Mari saya mengajak anda untuk melihat delapan pelajaran yang sering terlupakan, dari setiap musibah yang menimpa umat manusia.

Pelajaran 1: Tentang Kekuatan dan Kelemahan

"Sekuat apapun manusia dan semua yang dibangunnya, adalah lemah di sisi Allah".

Bangunan yang kokoh berdiri, dengan konstruksi yang telah diuji materi, memenuhi standar kualifikasi, menjadi tidak berarti di hadapan kekuatan Ilahi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat canggih, sistem yang sangat valid, kekayaan yang berlimpah, semua tak bermakna di hadapan Allah yang Mahakuasa.

Hanya Allah yang Mahakuat, semua manusia adalah lemah tak berdaya. Hanya dengan virus corona, manusia semakin tampak kelemahannya. Virus corona adalah satu dari sekian banyak makhluk ciptaan Allah, tentara Allah, tanda-tanda kekuasaan Allah. Cukup untuk membunuh banyak manusia. Cukup untuk melumpuhkan banyak negara adidaya.

Oleh karena kita  lemah, maka harus berlindung kepada Dzat Yang Mahakuat. Jangan berlindung kepada manusia. Jangan berlindung kepada teknologi. Tak ada manusia yang sanggup melindungi. Tak ada teknologi yang sanggup menjamin kehidupan. Hanya Allah, Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

Pelajaran 2 : Tentang Keabadian dan Kehancuran

"Seluruh makhluk akan binasa dengan cara dan bentuknya masing-masing. Hanya Allah yang Kekal Abadi".

Sehebat apapun, sekuat apapun, sekokoh apapun, segarang apapun, makhluk akan hancur binasa. Semua makhluk adalah fana dan akan binasa. Apapun ciptaan manusia, akan hilang dan lenyap, dengan cara dan bentuk masing-masing. Tidak ada yang abadi di dunia ini, semua akan hancur, semua akan musnah. Hanya Allah yang Kekal Abadi.

Karena kita lemah dan tak berdaya, maka mari berlindung kepada Dzat yang Abadi, jangan berlindung kepada makhluk yang akan hancur. Makhluk fana, yang kekuatannya hanya sementara. Kehebatannya ada batasnya. Tak akan mampu melindungi, tak akan mampu menjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun