Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Ayah Harus Sekolah?

30 Desember 2019   07:25 Diperbarui: 30 Desember 2019   07:27 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : rabitat.com

Catatan Akhir Tahun 2019

"Sekolah Ayah? Ah, mengada-ada...", demikian ujar seorang ayah saat mendapat informasi adanya program Sekolah Ayah Yogyakarta (SAY) pada bulan September hingga Desember 2019 kemaren. Ia menganggap, Ayah akan secara otomatis bisa melakukan peran-peran keayahan dengan pembiasaan pada kehidupan sehari-hari. "Capek lah, sekolah terus", ujar ayah yang lain mengomentari ajakan ikut program Sekolah Ayah. "Sudah ada ibu, biar mereka saja yang belajar mengasuh anak", ujar ayah yang lain.

Berbagai komentar tersebut, semakin menguatkan hasil studi Roggman (2002), yang menyatakan bahwa walaupun penelitan tentang ayah terus meningkat selama tiga dekade terakhir, namun penelitian tentang keluarga lebih banyak difokuskan pada figur ibu. Dengan demikian informasi dan pengetahuan mengenai peran ibu dalam pengasuhan anak lebih dominan dibandingkan dengan peran ayah.

Keharusan Ayah Terlibat dalam Pengasuhan

Sudah sangat banyak studi yang dilakukan para ahli, tentang urgensi keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Berikut saya ambilkan poin-poin penting dari hasil telaah ilmiah yang dilakukan oleh Farida Hidayati, Dian VS. Kaloeti, dan K. Karyono, dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, yang dimuat dalam Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol 9 No 1 tahun 2011, dengan judul "Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak".

Selain itu, banyak lagi jurnal ilmiah yang membahas tentang keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak.

Masih sangat banyak hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh positif keterlibatan ayah ----bersama ibu---- dalam pengasuhan anak. Namun delapan belas poin yang saya sarikan di atas sudah sangat memadai untuk menjelaskan alasan, mengapa ayah perlu sekolah.

Resolusi 2020 : Menguatkan Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak

Hasil studi yang dilakukan oleh Farida Hidayati dkk dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (2011) menunjukkan, sebagian besar ayah menyatakan bahwa mereka mendidik anak sebagaimana mereka dulu dididik oleh orangtua. Padahal jika dicermati, cara yang digunakan orangtua terdahulu belum tentu tepat. Terlebih lagi, lingkungan strategis juga sudah sangat berubah. Untuk itu, perlu dilakukan usaha aktif para ayah agar terus belajar dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan pengasuhan anak.

Hasil studi Farida Hidayati dkk juga menemukan, banyak persoalan kenakalan anak dimulai dari ketidakberfungsian keluarga. Salah satunya adalah peran ayah yang tidak optimal. Di sisi lain, studi juga menemukan bahwa menguatnya kesadaran peran ayah yang multifungsi dalam proses pengasuhan bersama ibu, dapat meningkatkan kualitas pendidikan keluarga. Diharapkan dengan semakin optimalnya fungsi dan peran keluarga akan menciptakan keluarga yang harmonis sehingga akan lahir pribadi-pribadi yang matang yang akan memimpin bangsa ini dengan baik.

Daftar Bacaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun