Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lelaki Tanpa Rasa Cemburu di Hati

2 September 2019   13:09 Diperbarui: 2 September 2019   13:22 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak mudah menjaga hati. Pernyataan ini bukan hanya ditujukan kepada para jomblo, namun juga berlaku bagi mereka yang sudah memiliki suami atau istri. Seorang suami yang posesif dan pencemburu, membuat tak nyaman istri. Namun jika suami tak memiliki rasa cemburu, akan menjerumuskan sang istri. Maka hendaklah para suami mengkondisikan hati, perasaan, pikiran, pekataan serta perbuatan, agar selalu di jalan kebenaran.

Cemburu adalah tanda cinta, tanpa cemburu berarti tak ada cinta. Cemburu berlebihan adalah keburukan, tidak punya rasa cemburu juga keburukan. Maka cemburu diperlukan, namun dengan takaran yang tepat, sebagai tanda bahwa seorang suami mencintai istri dan anak-anaknya. Cemburu juga merupakan indikator kecintaan seseorang kepada Allah Ta'ala. Tanpa cemburu, dimana letak cintanya kepada Allah Ta'ala?

Dayuts, Lelaki Tanpa Cemburu di Hati

Seorang lelaki yang mengetahui ada pelanggaran yang dilakukan istri atau anak-anaknya, namun ia membiarkan saja perbuatan tersebut dengan alasan cinta atau lainnya, maka ia termasuk golongan "Dayuts". Seorang suami yang membiarkan istrinya berbuat serong atau tidak senonoh dengan lelaki lain, tidak berusaha mencegah atau mengingatkan, maka ia termasuk golongan "Dayuts".

Golongan Dayuts disebutkan oleh Nabi Saw sebagai orang yang tidak akan dilihat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari kiamat.

Dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari bapaknya, bahwa Rasulullah  Saw bersabda, "Tiga orang yang Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan melihat mereka pada hari kiamat: anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki, dan dayuts". HR. An-Nasai, no. 2562; Ahmad, no. 6180; dan lain-lain. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi. Syaikh Syu'aib Al-Arnauth dan Ayaikh Al-Albani menyatakan hadits ini hasan.

Bahkan dalam hadits yang lain, Nabi Saw menyatakan bahwa Golongan Dayuts tidak akan masuk surga. Dari Salim bin Abdullah bin Umar, berkata: Abdullah bin Umar Ra bercerita kepadaku bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Tiga orang yang Allah haramkan surga untuk mereka: pecandu khamr, anak yang durhaka, dan dayuts, orang yang membenarkan keburukan di keluarganya". HR. Ahmad, no. 5372, 6113. Disahihkan oleh Syaikh Syu'aib al-Arnauth.

Siapakah lelaki yang masuk golongan Dayuts? Imam adz-Dzahabi rahimahullah dalam Al-Kaba'ir menjelaskan, "Dayuts adalah orang yang membenarkan keburukan pada keluarganya, yaitu tetap menganggap baik pada keluarganya, kita berlindung kepada Allah dari hal itu". Imam Ibnul Manzhur dalam Lisanul 'Arab berkata, "Dayuts adalah orang yang tidak cemburu kepada keluarganya".

Imam 'Ali al-Qari rahimahullah berkata, "Dayuts adalah orang yang membenarkan keburukan pada keluarganya, yaitu dengan mendiamkannya. Yang masuk dalam ketagori keluarga yaitu istrinya, budak wanitanya, atau kerabat wanitanya. Sedangkan keburukan yang dimaksud adalah zina, atau permulaannya. Termasuk keburukan adalah seluruh kemaksiatan, seperti minum khamr, tidak mandi junub, dan semacamnya".

Imam Ath-Thibiy dalam Mirqatul Mafatih berkata, "Dayuts adalah orang yang melihat pada mereka (keluarganya yang wanita) sesuatu yang menyusahkannya (yaitu kemungkaran), tetapi dia tidak cemburu kepada mereka dan tidak melarang mereka, sehingga dia membenarkan kekejian atau keburukan pada keluarganya."

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah dalam Fatawa Islamiyah berkata, "Dayuts adalah orang yang ridha adanya perbuatan keji pada keluarganya (istrinya), yaitu mendiamkannya terhadap perbuatan zina, tidak melarangnya, tidak marah karena Allh Azza wa Jalla, karena rasa cemburunya sedikit dan imannya lemah. Adapun orang yang telah berusaha mengingkarinya dan menghalanginya dari perbuatan keji, maka orang ini tidak disebut dayuts".

Memelihara Rasa Cemburu

Sedemikian bahaya perilaku Dayuts bagi kebaikan keluarga, maka para suami harus selalu berusaha memelihara rasa cemburu dalam dirinya. Kecemburuan yang harus dijaga adalah mencemburui hal-hal yang melanggar perintah Allah, misalnya istri tidak mau melaksanakan shalat wajib, tidak mau melakukan puasa wajib, tidak mau menutup aurat, tidak bisa menjaga batas interaksi dengan laki-laki lain, dan sebagainya. Inilah contoh kecemburuan yang syar'i.

Cemburu yang tidak syar'i adalah perasaan cemburu tanpa ada data dan fakta yang jelas. Rasa cemburu yang dikembangkan dari dugaan atau asumsi, atau dari mendengar omongan orang lain tanpa konfirmasi. Cemburu seperti ini mengarah kepada tuduhan yang menyebabkan sang istri terzalimi. Ini adalah cemburu yang berlebihan, disebut juga sebagai cemburu buta. Disebut buta, karena tak mau melihat fakta dan tak mau mendengar penjelasan.

Hal ini juga berlaku dari orangtua kepada anak-anak. Seperti misalnya, ayah yang membiarkan anaknya tidak mau melaksanakan kewajiban agama, ayah yang membiarkan anak-anaknya mengumbar aurat mereka, ayah yang membiarkan anak-anak berpesta pora narkoba, dan berbagai bentuk pelanggaran, kemaksiatan serta kejahatan lainnya. Semestinya muncul rasa cemburu, bahwa perintah Allah tidak dilaksanakan, larangan Allah justru dilanggar. Jika tak ada cemburu, inilah golongan Dayuts.

Bahan Bacaan
Cahyadi Takariawan, Wonderful Couple, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2016

Muhammad Abduh Tuasikal, Tipe Suami yang Tidak Punya Rasa Cemburu, dalam rumaysho.com, 1 Februari 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun