Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketahui Hal Kecil yang Membuat Jengkel Istri

15 Juli 2019   17:56 Diperbarui: 15 Juli 2019   21:08 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: istimewa

Sedihlah istri. Merana hatinya. Karena hari ini tepat 10 tahun pernikahan mereka. Dan sang suami bahkan tidak mengingatnya sama sekali. Tak ada ucapan, tak ada hadiah, tak ada makan malam berkesan sambil mengenang peristiwa bersejarah sepuluh tahun yang lalu. Di malam harinya, sang istri tertidur dalam kondisi sakit hati. "Suamiku tak peduli lagi dengan aku", begitu pikirnya.

Mengapa sang suami tidak mengingat hari pernikahan mereka? Apakah sang suami sudah tidak peduli dan tidak cinta lagi kepada istri? Tentu saja ia masih sangat cinta dan sangat peduli. Tapi, dengan angka-angka, tanggal, bulan, tahun.... Ahai, ia tidak menyediakan memori yang cukup di otaknya untuk menyimpan renik-renik itu. Dirinya berpikir global, sementara sang istri sangat detail.

Secara akademis bisa dijelaskan, bahwa pusat memori (hippocampus) pada otak perempuan lebih besar ketimbang pada otak laki-laki. Ini bisa menjawab pertanyaan mengapa laki-laki mudah lupa, sementara perempuan bisa mengingat berbagai hal yang detail.

Laki-laki bisa lupa tanggal pernikahannya sendiri, lupa tanggal kelahiran istri, apalagi tanggal kelahiran anak-anak. Sementara sang istri bahkan bisa mengingat pakaian apa yang dikenakannya saat malam pertama, sepuluh tahun yang lalu.

Bagi sang istri, kebiasaannya mengingat hal-hal detail itu telah dijadikannya sebagai standar. Misalnya, mengingat hari kelahiran dan hari pernikahan, itu adalah standar kepedulian bagi sang istri. Karena ia mengingat semua itu, dan menganggap hari kelahiran serta hari pernikahan adalah hal yang istimewa, maka tatkala sang suami melupakannya, dinilai telah berperilaku yang tidak standar atau di bawah standar. Menurut sang istri, seharusnya suami juga mengingat hal itu sebagaimana dirinya.

Nah, di sini berpeluang muncul konflik berkepanjangan apabila suami dan istri tidak berusaha saling mengerti dan saling memahami. Hendaknya suami memasang pengingat di smartphone-nya untuk tanggal-tanggal istimewa pada keluarga mereka. Kalaupun tidak merayakan ulang tahun, namun ucapan kesyukuran bahwa Allah telah mempersatukan mereka dalam rumah tangga selama sepuluh tahun, adalah karunia luar biasa yang harus selalu disyukuri.

Bisa jadi hari itu adalah momentum untuk melakukan muhasabah atau evaluasi perjalanan kehidupan berumah tangga. Mereka menjadikan perjalanan sepuluh tahun pernikahan sebagai tonggak untuk melakukan evaluasi sekaligus merancag harapan ke depan. Bagaimana agar keluarga mereka semakin sakinah mawadah warahmah. Bagaimana agar anak-anak semakin terbimbing dalam kebaikan. Bagaimana agar keluarga bisa memberikan kontribusi semakin optimal bagi keluarga besar, masyarakat sekitar, bahkan bagi bangsa dan negara.

Jadi bukan soal perayaan ulang tahun. Namun soal menunjukkan kepedulian. Apakah anda peduli dengan istri dan keluarga anda? Tentu Anda akan menjawab: sangat peduli. Hanya saja, ada standaryang berbeda antara suami dan istri dalam menunjukkan kepedulian tersebut. Hendaknya saling membuka diri untuk berdiskusi dan menemukan titik-titik temu yang melegakan dalam segala sesuatu.

Lupa hari kelahiran dan hari pernikahan tentu bukan peristiwa besar. Akan tetapi, tidak peduli istri dan tidak peduli keluarga adalah hal yang besar. Sayangnya, standar kepedulian sering kali tidak dipertemukan, sehingga masing-masing menggunakan ukurannya sendiri-sendiri. Di mata banyak laki-laki, kepedulian ditunjukkan dengan kerja keras memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Ia merasa sudah menunjukkan segenap kepedulian dengan kerja nyata.

Sedemikian keras ia bekerja, sampai lupa bahwa yang ia lakukan itu sesungguhnya adalah untuk membahagiakan istri dan anak-anak tercinta. Mari bicarakan ukuran-ukuran kepedulian yang bisa diterima dengan lega oleh suami dan istri. Bukankah anda berdua adalah sepasang kekasih yang saling mencinta? Tentui mudah untuk merumuskannya.

Apa lagi hal kecil pada diri suami yang sangat menjengkelkan istri? Tunggu episode berikutnya. Insyaallah.

Kereta Joglosemarkerto, Purwokerto -- Semarang, 15 Juli 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun