Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mumpung Ramadan, Jauhi "Bencana Pernikahan"

18 Mei 2019   06:37 Diperbarui: 18 Mei 2019   21:55 2327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : www.thenational.ae

Jika suasana seperti ini sudah terbangun, bencana pernikahan memasuki level yang semakin membahayakan. Suami dan istri akan merasa lebih nyaman dalam kesendirian, tidak bersama pasangan. Karena setiap bertemu pasangan justru membuat suasana tidak nyaman.

Bahasa tubuh yang tidak bersahabat adalah konsekuensi dari banjir emosi yang terjadi pada mereka berdua. Suasana emosional itulah yang membawa dampak langsung terhadap buruknya bahasa tubuh. Gerak gerik, gestur, raut wajah, semua mengkonfirmasi adanya banjir emosi yang sedang terjadi. Akibatnya, muncullah ketidaknyamanan untuk berdekatan dengan pasangan.

Upaya Perbaikan yang Gagal

Dalam suasana ketegangan yang terus memuncak, kadang suami atau istri berusaha untuk melakukan perbaikan keadaan. Misalnya suami membuat canda atau joke, dengan harapan pertengkaran mereda. Kadang suami meninggalkan istri yang tengah marah, dengan harapan saat ia kembali suasana sudah semakin membaik. 

Kadang istri bercerita hal-hal lain untuk mengalihkan perhatian, atau untuk mendinginkan suasana. Apabila upaya perbaikan ini sukses, maka akan terbentuk kenyamanan interaksi di antara mereka. Ketegangan mereda, suasana kembali cair dan enak untuk meneruskan pembicaraan berikutnya.

Namun apabila upaya itu gagal, yang terjadi justru sebaliknya : memperparah suasana. Contohnya ketika seorang suami tiba-tiba bercanda di tengah pertengkaran mereka, istri yang tidak memahami maksud suami justru semakin emosi karena menuduh suaminya mempermainkan atau mengejek dirinya. 

Atau ketika tiba-tiba suami pergi meninggalkan istri yang tengah emosi, apabila istri tidak mengerti maksud suami justru akan semakin menambah daftar panjang bahan pertengkaran di antara mereka. 

Istri bisa menganggap suami berlaku tidak bertanggung jawab, karena belum selesai pembicaraan malah pergi meninggalkan gelanggang pertengkaran.

Maka harus berhati-hati dalam memilih upaya perbaikan, karena jika tidak dipahami oleh pasangan, akan menyebabkan suasana menjadi semakin parah.

"Dasar suami tidak bertanggung jawab, diajak bicara tidak menjawab, malah ngeloyor pergi tanpa permisi".

"Benar-benar tidak beradab. Suami sedang bicara, malah cengengesan kayak gitu. Apa dikira ini lucu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun