Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Senang dan Tenang, Dua Tanda Keluarga Sakinah

21 Februari 2019   08:48 Diperbarui: 21 Februari 2019   13:43 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : www.pinterest.com

Perasaan tenang, salah satunya muncul dari hadirnya rasa kepercayaan kepada pasangan. Jika suami percaya akan kesetiaan dan ketulusan cinta istrinya, ia akan selalu tenang. Jika istri percaya akan kesetiaan dan ketulusan cinta suaminya, ia akan selalu tenang.

Oleh karena sudah memiliki rasa saling percaya, maka tatkala sedang berpisah dari pasangan, hati tetap bisa tenang. Jika suami dan istri sedang terpisah sementara karena suatu tugas atau keperluan, hati tetap tenang. 

Tidak khawatir dikhianati atau dilupakan. Tidak khawatir pasangan selingkuh. Tidak khawatir ditikam dari belakang. Tidak khawatir didustai atau dibohongi. Maka, hati bisa tenang. Inilah tanda bahwa keluarga sudah mendapatkan suasana sakinah.

Saat berpisah, "Aku rela melepas kepergianmu". Saat tengah menjalani LDR, "Aku tenang terpisah darimu, karena aku percaya engkau baik-baik saja di sana, dan akupun baik-baik saja di sini". 

Saat belum bisa bertemu, "Aku peraya engkau merinduiku, sebagaimana aku selalu merinduimu". Perasaan tenang muncul karena percaya pasangan selalu mampu menjaga diri dari godaan, selalu menjaga kesetiaan, sehingga tidak terjerumus ke dalam tindakan penyelewengan. Hati selalu tenang.

Sebaliknya, tanda keluarga tidak sakinah adalah, jika bersama pasangan hati uring-uringan, jika berpisah hati justru merasa senang. Karena saat berpisah, merasa bebas merdeka. 

Bisa melakukan apa saja yang ia suka. Ia tidak tenang kalau ada pasangan di rumah, karena menjadi terkekang dan tidak leluasa melakukan 'rencana kejahatannya'. 

Ia tidak tenang ketika berkegiatan bersama pasangan, karena tidak bisa berhubungan dengan selingkuhannya. Ini pertanda sudah punya modus. Bagaimana bisa sakinah kalau begini?

Merawat Perasaan
Begitulah dua perasaan positif yang harus terus dijaga bersama oleh suami dan istri, dan itulah tanda keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Oleh karena itu, pasangan suami istri harus berusaha merawat rasa tersebut dalam kehidupan keluarga. 

Tentu pondasi paling utama adalah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, karena pondasi inilah yang akan membuat laki-laki menjadi salih dan perempuan menjadi salihah. Iman dan taqwa yang akan membuat suami dan istri bisa saling menjaga dalam kebaikan, dan menjauhkan diri dari keburukan.

Perasaan senang dan tenang hadir dari dalam hati yang dipenuhi oleh man dan taqwa. Inilah sebabnya perasaan tenang dan senang muncul pada konteks yang tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun