Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Benarkah Lelaki Lebih Sulit Mengaku Bersalah dan Meminta Maaf?

4 Desember 2018   19:17 Diperbarui: 6 Desember 2018   03:25 2475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilutrasi : traveltriangle.com

Namun ada kesempatan yang Allah berikan untuk menebus kesalahan dengan bertaubat dan meminta maaf. Orang yang bersalah, Allah berikan penanda alami, berupa rasa bersalah dalam dirinya.

Pada saat lelaki melakukan kesalahan, sudah pasti ia pun mengerti dan merasa bersalah. Tidak ada manusia di muka bumi ini yang bisa menyembunyikan diri dari rasa bersalah apabila dirinya memang benar-benar bersalah.

Lelaki Takut Kehilangan Harga Diri
Sering ada persoalan kompleks dalam diri lelaki soal ekspresi bersalah. Banyak laki-laki takut kehilangan harga diri saat ia mengaku bersalah dan meminta maaf kepada istri. 

Ia takut akan semakin diejek, dihina dan direndahkan oleh istri. Ia takut tidak punya kewibawaan lagi. Harga diri laki-laki salah satunya dibentuk dengan posisi dan peran dalam keluarga. Bahwa ia adalah kepala keluarga, pemimpin dalam keluarga, pelindung dan pengayom keluarga.

Saat dirinya mengaku bersalah, seakan langit telah runtuh dan menimpa dirinya. Seakan ia telah kehilangan harga diri. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian.

Lelaki Takut Tampak Lemah
Pada saat yang sama lelaki takut tampak lemah di hadapan istri. Jika ia lemah dan 'kalah' di hadapan istri, akan semakin memperpuruk kondisi dirinya. Bukan hanya 'kalah' saat di rumah, nanti dirinya akan diolok-olok oleh teman-teman kerjanya sebagai lelaki takut istri. 

Persepsi laki-laki tak boleh kalah oleh istri, membuat banyak laki-laki berpikir menang kalah saat berinteraksi dengan istri. Meminta maaf bisa membuat dirinya tampak lemah, mengaku salah bisa membuat dirinya kalah. Demikian cara berpikir banyak laki-laki. Ia takut tampak lemah dan kalah di hadapan istri.

Lelaki Takut Kehilangan Istri
Segalak apapun, sehebat apapun seorang suami, ia tetap memiliki ketakutan. Salah satu ketakutan suami adalah takut kehilangan istri. Suasana tidak mau kehilangan istri ini menjadi kompleks. Saat dirinya melakukan kesalahan, mengakui kesalahan itu membuatnya khawatir sang istri akan kecewa dengan dirinya, tak bisa lagi menerima dirinya, atau bahkan meninggalkan dirinya. 

Sebab, lelaki bisa kehilangan segalanya apabila istri meninggalkan dirinya. Ketakutan ini membuat dirinya enggan untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, karena khawatir sang istri semakin kecewa dan semakin menemukan alasan untuk meninggalkan dirinya/

Berkolaborasi Melawan Hasil Studi
Hasil studi Karina Schumann seakan-akan semakin membenarkan apa yang selama ini sudah dipahami oleh masyarakat luas. Tentu saja, hasil penelitian tersebut tidak mewakili semua laki-laki dan semua perempuan. Hasil itu tidak untuk diikuti dan dibenarkan.

Hasil suvei itu hanya untuk memotret apa yang selama ini sudah terlanjur terjadi, tapi tidak untuk dilanjutkan dan dijadikan acuan. Maka suami dan istri harus berkolaborasi untuk melawan hasil survei tersebut, untuk mendapatkan kondisi dan situasi yang lebih baik dan lebih sesuai dengan harapan kedua belah pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun